Regar terbangun bersamaan rasa pusing yang menusuk-nusuk isi kepalanya. memaksa diri bangkit terduduk dan mengerang pelan dengan tangan meraba-raba sisi nakas. Mencari cairan yang bisa membasahi saluran tenggorokannya.
Tak menemukannya, Regar menurunkan kakinya ke lantai. Menyadari bahwa ia berada di salah satu kamar hotel, dan tidak berpakaian di bawah selimut. Pandanganya berputar ke sekelilingnya. Pakaiannya berserakan di lantai, sepatu, juga ... mata Regar menyipit. Menemukan benda berkilau yang ada di kaki nakas.
Regar membungkuk untuk memungutnya. Sebuah gelang? Yang tampak tak asing. Keningnya berkerut dalam, menelaah ingatannya di antara rasa pusing yang masih berdenyut di kepalanya.
“Eyrin?” Regar menggeleng. Dalam ingatannya, Eyrinlah yang menjemputnya di klub malam. Tetapi
