“Hai.” Edgar mendongakkan kepala sambil menutup berkas di hadapannya. Berjalan menghampiri Eyrin dengan satu tangkapan ringan membawa tubuh Eyrin menempel di tubuhnya. Kemudian satu tangannya yang lain membawa bibir Eyrin ke bibirnya. Eyrin yang tak terkejut dengan kejutan Edgar, kedua tangannya pun reflek melingkar di leher Edgar. Membiarkan pria itu mengangkat tubuhnya dan membaringkannya di sofa. Menyusul tubuh Edgar yang setengah menindih Eyrin tanpa melepaskan pertautan bibir mereka yang sudah menjadi semakin dalam dan panas. Menjadi lumatan yang panjang. Hingga akhirnya Eyrin tersadar ketika jemari tangan Edgar mulai menyentuh kulit perutnya. Eyrin membuka mata, berhenti membalas lumatan Edgar, dan mendorong d**a suaminya. Edgar pikir, dorongan Eyrin adalah karena wanita itu he