Eyrin tak menyangkal, hanya mengangguk tipis disertai embusan napas pendek.Dalam sedetik, air mukanya bertabur keraguan untuk menyangkal, tapi sudah terlanjur tertangkap basah. Regar merasa tumpukan kehancuran di hatinya, kini meluruh. Berserakan ke segala arah. Hancur lebur, seolah tak ada lagi yang tersisa dari hatinya yang bisa dihancurkan oleh Eyrin lagi. Melihat Eyrin dimiliki oleh Edgar sudah cukup membuatnya sesak, dan kini bahkan ada buah hati Edgar di kandungan Eyrin. Seakan-akan menutup pintu harapan yang tak pernah ia miliki. “Bukankah kau menggunakan kontrasepsi?” Regar tak bisa menahan nada tidak terima akan kehamilan ini melebih Edgar. Embusan napas Eyrin meninggi, sembari menyandarkan punggung di kursi putarnya. “Sepertinya tak berhasil. Apakah seharusnya dulu aku memi