Lagi, suara itu kembali terngiang di kepala Viona hingga membuat langkah kecilnya terhenti seketika. d**a gadis itu kini berdebar begitu kencang. Rasa takut kini mulai menyelimuti gadis itu. kedua mata Viona sontak menoleh ke arah sekitarnya untuk mencari suatu petunjuk kalau-kalau ada seseorang yang sedang berusaha masuk ke dalam pikirannya.
lSiapa kau?!" gumam gadis itu dengan lirih. Kedua matanya masih dengan awas memandang ke sekitarnya. Sedangkan kedua tangannya kini sudah memeluk tubuhnya yang bergetar karena rasa gerah dan panas yang melandanya. Bahkan keringat dingin telah mengucur cukup banyak pada tubuh putihnya. Tidak ada siapapun di sekitarnya. Hanya dirinya sendiri yang berada di tengah hutan Terlarang. Lalu siapa yang kini tengah mengajaknya berbicara?
Ini aku.
"Siapa kamu? Kenapa kamu masuk ke dalam pikiranku? Apa maumu?" tanya Viona.
Apa kau tidak mengenaliku? Aku adalah... kamu!
"Apa?! Apa maksudmu? Henghh!" tanpa sadar Viona mengerang kecil karena sudah tidak kuat menahan rasa panas di tubuhnya yang membara. Gadis itu buru-buru melangkahkan kakinya lebih cepat menuju danau buatan itu.
Kau merasakannya bukan? Rasa panas yang muncul dalam tubuhmu. Apa kau tidak menyadarinya, Viona? Aku, adalah jiwa serigalamu, Ve.
"Benarkah? Ve?" tanya Viona memastikan sekali lagi bahwa pendengarannya tidak salah. Apa dirinya benar-benar tengah berbincang dengan jiwa serigalanya itu?
Ya. Namaku adalah Ve. Panggil namaku Viona dan rasakan keberadaanku dalam tubuhmu.
Langkah kaki Viona telah sampai di tepi danau buatan yang terlihat begitu menggoda di depannya. Berkali-kali gadis itu menelan ludahnya kasar hanya untuk membasahi tenggorokannya yang terasa begitu dahaga. Bisa dilihatnya di tengah-tengah danau buatan itu telah terpantul bayangan sang rembulan yang berada di atasnya. Viona mendongak untuk menatap langsung sang rembulan tersebut. Dengan perlahan kedua mata coklatnya berkilat dengan warna coklat terang, diikuti dengan kedua taring giginya yang mulai memanjang.
Panggil namaku Viona dan terima aku sebagai teman hidupmu!
"Teman hidupku... Ve... "
Dan akhirnya pergantian shift untuk pertama kalinya dari gadis itu terjadi. Terdengar suara lolongan keras dari jiwa serigalanya di tengah-tengah hutan menandakan bangkitnya serigala baru dalam kawanan mereka. Sementara itu tubuh Viona mulai berubah satu demi satu. Dari taring-taring yang memanjang pada gigi-giginya, kuku tangan dan kakinya yang juga ikut meruncing tajam, warna bola mata yang semakin terang dan tajam, kedua telinga yang beralih tempat ke atas kepala dengan bentuk runcingnya disertai bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar tubuhnya juga perubahan pada moncong hidungnya yang menyerupai moncong serigala. Tubuhnya membesar hingga kemudian gadis itu bergerak brutal menghempaskan kepalanya ke kanan dan ke kiri diiringi tumbuhnya ekor serigala yang memanjang beserta bulu-bulu lebat pada tiap bagian tubuhnya.
GROAAAERRR!!
Geraman serigala Viona mengakhiri perubahan wujud gadis itu yang telah sepenuhnya berubah menjadi sosok serigala seutuhnya, sebelum kemudian gadis itu melonglong begitu kencang di sana. Semua perubahan yang baru saja dilakukan Viona itu tidak lepas dari pandangan mata gamma Yeonjung yang masih bersembunyi dalam diam di balik pohon besar, menutupi tubuhnya. Tubuh pria itu terlihat sedikit bergetar. Bukan karena merasa takut setelah melihat perubahan shift dari gadis itu, melainkan gamma Yeonjung tengah berusaha setengah mati menahan gairah dalam dirinya yang tiba-tiba memuncak setelah perubahan wujud yang dilakukan Viona.
Mate! MATE! Yeonjung, apa yang kukatakan adalah benar bukan. Gadis itu memanglah soulmate kita. Milik kita. Temui dia, Yeonjung! Sekarang!
Jiwa serigala pria itu tidak berhenti berteriak mengagung-agungkan nama soulmatenya yang bernama Viona. Dengan begitu antusiasnya jiwa serigala dari gamma Yeonjung berputar-putar sambil mengibas-kibaskan ekornya di dalam kepala gamma Yeonjung, hingga membuat pria serigala itu merasa semakin tidak fokus dalam menahan gairahnya sendiri. Sungguh, aroma yang menyeruak begitu kuat dari tubuh Viona membuat kepalanya terasa begitu pening. Gamma Yeonjung merasa mabuk hanya karena mencium aroma tubuh Viona yang begitu memikat di indra penciumannya. Memang benar kata para serigala lainnya. Pheromone yang dimiliki oleh soulmate milik kita sendiri itu benar-benar tidak ada duanya. Aromanya bisa membuat tiap pasangannya menjadi gila seketika. Bahkan gamma Yeonjung harus menyenderkan tubuhnya di sisi pohon untuk menahan tubuhnya agar tetap berdiri tegak. Tidak henti pria serigala itu menarik napasnya dalam-dalam demi menghirup aroma pasangan takdirnya itu lebih banyak lagi, bagai sebuah ekstaksi yang begitu candu. Rasanya pria serigala itu benar-benar ingin menerkam soulmatenya itu sekarang juga, detik ini juga, namun gamma Yeonjung masih berusaha menahannya. Pria serigala itu masih berusaha lebih bersabar lagi dan menantikan Viona yang masih berada dalam masa pergantian shiftnya akhirnya bisa mengenali aroma tubuh kesoulmatean yang menguar dari gamma Yonjung sendiri.
Viona merasa begitu lengkap dengan kehadiran jiwa serigalanya yang bernama Ve yang kini telah menjadi satu tubuh dengannya itu. Akhirnya, akhirnya hari yang dinanti-nantikan oleh gadis itu sejak lama telah datang. Selama ini teman-temannya suka meledek dirinya yang terlihat seperti telat puber karena belum pernah berganti shift satu kali pun dengan jiwa serigalanya. Dan sekarang gadis itu bisa menunjukkan kepada mereka semua, betapa cantiknya wujud serigalanya yang berwarna kuning keemasan itu, seirama dengan warna rambut pirangnya yang panjang bergelombang.
"Kau luar biasa, Ve. Bentuk serigalamu sangat cantik." puji Viona yang kini menatap tubuh mereka dari pantulan air danau di bawah sana. Gadis itu lalu bisa merasakan bahwa jiwa serigalanya tengah menyeringai senang.
"Terima kasih, dear. Kau juga memiliki paras yang sangat cantik. Pantas saja banyak pria yang melirik ke arahmu selama ini." balas jiwa serigalanya itu. Viona tersenyum senang sambil terkikik geli mendengar pujian itu dari jiwa serigalanya sendiri. Sepertinya mereka akan menjadi teman yang dekat.
Hahh!
"Tapi, Ve, kenapa tubuhku masih terasa panas. Gerah sekali di sini engh." Keluh Viona yang masih merasa gelisah dengan kondisi tubuhnya sendiri. Beberapa kali gadis itu juga sempat mengendus aroma sesuatu yang begitu manis yang anehnya malah semakin menimbulkan gelenyar asing dalam dirinya, khususnya bagian bawah tubuhnya. Viona berpikir telah terjadi sesuatu pada tubuhnya sendiri. Moncong serigala Viona beberapa kali bergerak ke kanan dan ke kiri sambil sesekali tubuhnya berputar-putar di tempat, terlihat sekali betapa gelisahnya gadis itu.
"Sepertinya aku butuh berendam di dalam danau itu untuk mendinginkan tubuhku, Ve." lanjut Viona. Gadis itu mulai bergerak mendekati tepi danau secara perlahan.
Mungkin karena ini adalah pergantian shift pertama kita, Viona. Jadi indra penciumanmu masih belum sepenuhnya menyadari apa yang terjadi saat ini.
"Apa maksudmu, Ve?"
Coba rasakan lebih dalam lagi aroma yang kau rasakan saat ini. Resapilah lebih jauh. Bukankah aroma ini sangat luar biasa hingga membuatmu merasa begitu lapar? tutur jiwa serigala Viona itu. Gadis itu mulai mengikuti ucapan jiwa serigalanya untuk mulai membaui aroma manis nan memabukkan yang masih terasa samar-sama di sekitarnya itu. Viona memejamkan kedua matanya dan meresapi aroma yang semakin lama terasa semakin menguar kuat hingga membuat dadanya semakin membuncah. Tanpa sadar gadis itu juga bergerak semakin rakus dalam menghirup udara di sekitarnya seakan aroma yang tercampur di sekitarnya merupakan sebuah oksigen yang menggantung hidup dan matinya. Seakan gadis itu akan mati jika tidak mencium aroma yang semakin lama semakin membuatnya frustasi untuk menginginkan lebih. Bukannya merasa lebih baik, tubuh Viona malah semakin gelisah lebih dari sebelumnya.
"Ve, Ve aku sudah tidak tahan. Aku menginginkannya. Aku menginginkannya! Apa yang harus kulakukan untuk membuat diriku menjadi lebih baik, Ve? Katakan padaku cepat! Aku membutuhkannya sekarang!" racau Viona sambil tetap memejamkan kedua matanya, yang bahkan gadis itu tidak mengetahui apa yang tengah dimaksudnya itu. Viona hanya merasa benar-benar menginginkan sesuatu yang tidak tau apa itu. Viona hanya merasa membutuhkan aroma yang tengah dihirupnya itu lebih dalam, lebih jauh lagi. Ah, bukan, mungkin lebih tepatnya adalah Viona menginginkan sang pemilik aroma yang telah menjadi candunya saat ini. Ya, seperti itu. Dan Ve, jiwa serigalanya itu sangat mengerti apa yang tengah dibutuhkan oleh jiwa manusianya itu.