2.

1747 Words
Langkah kaki Jimmy membawa pria itu sampai di depan perbatasan Silver pack yang seperti biasa tengah dijaga oleh Delta dan beberapa Omega kuat di sana. Kedua mata Jimmy memancarkan tatapan sendunya ketika harus menyiapkan dirinya untuk menghadapi luna Raya. Dihirupnya nafas dalam-dalam sebelum menghembuskannya dengan pelan. Jimmy mulai melanjutkan langkahnya memasuki kawasan Silver pack. Semua Delta dan Omega yang melihat kedatangannya langsung menundukkan diri untuk menyapa alpha mereka. Pandangan dan langkah Jimmy masih lurus dan mantap menuju ke dalam mansion utama Silver pack di mana luna Raya, ibundanya berada. Luna Raya tengah berada di dalam kamar pribadinya sedang membaringkan dirinya sambil memikirkan anak semata wayangnya itu, yang lalu bisa dirasakan hawa keberadaannya. Luna Raya segera mendudukkan dirinya dengan pandangan mata mengarah ke arah pintu kamarnya. Sedikit terkejut merasakan hawa keberadaan Jimmy yang tiba lebih awal dari waktu biasanya jadwal pria itu datang. Ada apa gerangan? Mata coklat luna Raya bisa melihat pintu kamarnya yang kini terbuka, menampilkan tubuh seorang pria terkasihnya yang tengah menatap matanya dengan lembut. Jimmy berdiri di sana dengan senyuman manis namun tidak mampu menyembunyikan raut mata sendunya. Baju dan rambut ash greynya terlihat masih basah semakin membuat pria itu terlihat menyedihkan. "Hai, Mom." sapa pria itu mencoba terlihat baik-baik saja. Dan saat itu juga luna Raya sudah bisa merasakan bahwa semua hal telah berjalan tidak semestinya. Luna Raya berdiri menghampiri Jimmy dan langsung membawa pria itu ke dalam pelukannya. Jimmy membalas pelukan luna Raya tidak kalah erat sambil menelusupkan wajahnya ke dalam ceruk leher wanita itu. Berusaha setengah mati menahan kesedihannya, namun pria serigala itu tetap tidak bisa. Pertahanannya runtuh seketika, ketika melihat wajah luna Raya yang juga menatapnya dengan sendu. Jimmy meringis kecil menyadari usaha kecilnya yang ingin menutupi semua hal agar terlihat baik-baik saja, langsung terbongkar di hadapan ibundanya. Selemah itukah dirinya? Luna Raya membelai rambut ash grey Jimmy dengan lembut, menyalurkan kasih sayangnya sebagai ibu terhadap anaknya yang telah berjuang keras di luar sana. Ya, luna Raya bisa memastikan bahwa alpha tercintanya itu sudah berjuang keras melakukan yang terbaik di luar sana. "Tidak apa-apa, Jimmy. Tidak apa-apa. Mommy tahu kau pasti sudah berjuang keras di luar sana. Tidak apa-apa, Nak. Semua pasti akan berjalan dengan baik-baik saja." hibur luna Raya. Dan bukannya membuat pria serigala itu tenang, pria itu malah semakin terisak keras dalam dekapannya. "Tidak, Mom. Maafkan aku. Semuanya tidak akan bisa berjalan dengan baik-baik saja. Maafkan aku. Maafkan Jimmy, Mom. Percayalah aku sangat menyayangimu. Aku mencintaimu hik hik." isak tangis pria serigala itu semakin tidak terbendung lagi. Jimmy sangat menyesal harus membuat ibundanya bersedih seperti ini. Mau tidak mau air mata luna Raya juga ikut meluncur turun di kedua pipinya tanpa bisa dihindari lagi. Meski bibirnya bisa mengatakan kalimat itu dengan yakin, namun hati luna Raya tetap merasakan ketakutan jika harus kehilangan pria tercintanya itu. Di sela tangisan mereka, luna Raya tersenyum pedih. Tidak apa-apa, Jimmy. Tidak apa-apa, Nak. Mommy pasti akan selalu di sampingmu apa pun keadaannya. Jika takdirmu mengharuskanmu untuk pergi dari dunia ini, maka mommy pasti akan selalu mendampingimu. Kita akan selalu bersama-sama dan berdua menemui Ednan, ayah yang selalu menjadi kebanggaanmu itu dan pria yang selalu menjadi nomer satu dalam hatiku, selain dirimu tentunya Sayang. Tidak apa-apa. Mommy akan selalu bersamamu. Kita akan kembali bersatu dengan keluarga yang utuh di dunia sana, itulah isi hati luna Raya. Tanpa Jimmy sadari, luna Raya juga sudah menyiapkan diri untuk ikut bersamanya menghadapi ritual kematiannya nanti. "Kau sudah makan, Jimmy?" tanya luna Raya sambil menggenggam tangan pria serigala itu dengan lembut. Mereka kini tengah duduk bersama di tepi ranjang luna Raya setelah melepaskan segala kesedihan mereka beberapa waktu yang lalu. Jimmy tersenyum kecil menatap Luna Raya sebelum menjawab pertanyaan itu. "Aku tidak-belum, Mom. Bisakah kau menemaniku makan?" tawar Jimmy. Sebenarnya pria serigala itu ingin mengatakan bahwa dirinya tidak berselera sama sekali dengan makanan saat ini, namun pria itu tidak ingin semakin membuat luna Raya mencemaskan dirinya. Kini luna Raya tersenyum menatap Jimmy. "Tentu, mommy akan menemanimu dan akan memastikan sendiri kau makan dengan baik selama di sini. Kau mengerti, Sayang?!" balas luna Raya mencoba mencairkan suasana di antara mereka. Dan hal itu berhasil membuat Jimmy tertawa kecil. "Ya, ya, aku mengerti, ratuku tersayang." jawab pria itu dengan menoel hidung mancung luna Raya yang juga berhasil membuat wanita itu terkikik geli. "Baiklah, Sayang. Sekarang pergilah ke kamarmu dan bersihkan tubuhmu dengan benar. Setelah itu temui aku di bawah, kita akan pergi bersama menuju ruang makan, oke?" perintah luna Raya kemudian. "Siap, Ratu!" seru Jimmy. Pria itu beranjak dari kamar luna Raya dan berlalu menuju kamar pribadinya sendiri. Jimmy perlu bersiap-siap dan merendamkan tubuh letihnya dengan air hangat untuk merilekskan diri. *** Luna Raya membutuhkan waktu empat puluh lima menit untuk menunggu Jimmy turun ke bawah menemuinya, dan itu bukan masalah baginya. Justru luna Raya lebih merasa lega jika pria itu lebih lama menghabiskan waktu sendiri, dan lalu tiba dihadapannya dengan wajah yang lebih segar seperti ini. Senyuman luna Raya semakin mengembang dan dengan senang menarik tangan Jimmy menuju meja makan. Seperti biasa, wanita itu akan mengambilkan banyak daging untuk anak serigalanya itu, dan ikut menikmati makanannya sambil melihat anak itu menghabiskan makanannya dengan kedua pipi yang mengembung lucu seperti saat ini. "Kau harus banyak makan, Jimmy." ucap luna Raya. Jimmy melempar senyum ke arahnya sebelum menjawab. "Aku akan makan dengan banyak di sini, Mom. Dan mommy juga harus menemaniku makan dengan benar." setelah mengatakan itu Jimmy mengambil daging lagi dan menaruhnya di piring luna Raya. Wanita itu sontak membolakan kedua matanya. "Jimmy, apa yang kau lakukan? Mommy sudah kenyang." rengek luna Raya dengan wajah yang memelas ke arah Jimmy. "A~a tidak bisa. Mommy terlihat semakin kurus akhir-akhir ini. Aku tidak suka melihatnya." jawab Jimmy dengan menggerak-gerakkan jemari telunjuknya ke kanan dan ke kiri di depan luna Raya. "Tapi Jim," "Tidak ada penolakan, Mom. Habiskan makanannya. Mommy harus bisa menjaga kesehatan dengan baik." ucap tegas pria serigala itu membuat luna Raya mengulum senyumnya. "Baiklah, baiklah. Kau menang, Alpha kecilku." balas luna Raya. Ruang makan yang hanya diisi dengan mereka berdua beserta beberapa omega yang menemani dan berdiri di sekitar mereka menjadi terasa lebih hidup dari biasanya berkat canda dan tawa yang saling dilemparkan oleh keduanya. Tidak jarang terkadang beberapa omega yang mendengar candaan mereka juga ikut tersenyum kecil melihat kebersamaan keduanya. "Kau ingin melewatkan waktu dengan berjalan bersamaku setelah ini, Jimmy?" ajak luna Raya di sela kegiatannya mengiris steak daging di depannya. Jimmy menoleh ke arah luna Raya dengan kedua pipi yang mengembung dan sibuk mengunyah makanannya. Luna Raya bisa melihat pria itu terdiam sedikit memikirkan ajakannya barusan sebelum akhirnya mengangguk menyetujui tawarannya. "Baguslah." luna Raya tersenyum senang. Setelah menyelesaikan santapan mereka, luna Raya mengajak pria serigala itu mengelilingi area sekitar mansion mereka yang luas terlebih di taman yang selama ini dirawat sendiri oleh luna Raya. Jimmy bisa melihat bahwa ibundanya itu tengah melakukan perombakan kecil-kecilan untuk menghiasi taman mereka dengan membangun kolam ikan kecil di sekitarnya. Hasilnya lumayan. Taman mereka terlihat lebih terasa segar dari biasanya. Lalu mereka beralih melangkah menuju tempat pelatihan para serigala muda yang kebanyakan dari mereka adalah pria-pria muda dan tampan bertelanjang d**a tengah berlatih simulasi perang dengan bertarung satu sama lain. Tempat ini lebih tepat disebut camp pelatihan prajurit baru yang baru saja melewati masa pergantian shift pertamanya. Mereka lebih membutuhkan banyak pelatihan dari senior mereka agar lebih mudah mengendalikan jiwa serigala mereka. Jimmy tersenyum kecil memerhatikan tiap sisi tempat itu yang mengingatkan dirinya kembali kepada masa awal pergantian shift pertamanya dengan Jeremmy yang mengakibatkan tragedi kematian alpha mereka, Ednan. Hal itu terjadi karena jiwa serigalanya, Jeremmy sontak mengamuk tidak terkendali dan membuat dirinya hilang kendali diri hingga alpha Ednan datang dan berusaha menenangkannya. Selebihnya Jimmy mulai tersadar dan melihat kekacauan di sekitarnya. Banyak darah berceceran di sekitar, begitu juga dengan darah alpha Ednan yang membasahi kedua tangannya. Saat itu Jimmy bisa melihat luna Raya yang terduduk di sebelah alpha Ednan yang sudah tergeletak di atas tanah dengan bersimbah darah. Luna Raya tengah menangisi beliau dan berkali-kali menyebut nama alpha mereka. Sejak saat itulah Jimmy tidak lagi menginjakkan kaki di tempat itu dan tidak lagi diperbolehkan untuk bertarung intens bersama dengan trainee lainnya. "Jim, Jimmy, alpha Jimmy!" panggil luna Raya memecahkan lamunan pria serigala itu. Jimmy tidak menyadari bahwa dirinya malah melamun di tengah-tengah camp pelatihan seperti ini. "Alpha Jimmy, kau baik-baik saja?" tanya seseorang di samping Jimmy. Pria serigala itu juga baru menyadari bahwa beta Kriss, beta kedua Silver pack sudah berdiri di sampingnya bersama luna Raya dan tengah memandanginya dengan raut wajah heran. Jimmy mengerjapkan kedua matanya sejenak sebelum menganggukkan kepalanya dengan mantap. "Aku baik-baik saja, Mom, beta Kriss. Maaf aku tidak menyadari kehadiranmu, beta Kriss." sesal Jimmy yang dibalas senyuman lebar dari pria di depannya itu. "Tidak masalah, alpha Jimmy. Aku mengerti. Tumben sekali alpha datang ke sini. Apa kau ingin melihat camp lebih jauh lagi? Aku bisa membawamu berkeliling bersama. Tentu saja tidak lupa dengan luna Raya juga." tawar beta Kriss. Mereka memang tidak memakai bahasa formal untuk berkomunikasi dengan Jimmy karena pria itu sendiri yang memintanya. Sebenarnya Jimmy cukup dekat dengan beta, gamma dan delta atau prajurit lainnya karena kebanyakan dari mereka memiliki usia yang hampir sama. Jimmy merasa akan lebih santai untuk tidak bersikap terlalu formal kepadanya. Mendengar penawaran dari salah satu betanya membuat Jimmy mulai sedikit tergiur. Jimmy melirik ke arah luna Raya yang juga menoleh ke arahnya. Mengerti akan rasa ketertarikan dari anak lelakinya itu, luna Raya tersenyum kecil sambil menganggukkan kepala. Luna Raya telah berpikir bahwa sepertinya tidak masalah mengijinkan pria serigala itu untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai camp pelatihan mereka karena selama ini para tetua Silver pack memang tidak mengijinkan anak itu untuk ikut berlatih bersama trainee lainnya. Hal itu dilakukan hanya untuk menjaga keamanan mereka dari serigala Jimmy. Sedangkan Jimmy sendiri juga merasa tidak berniat untuk mendekati camp pelatihan karena masih teringat dengan kejadian tragis mengenai kematian ayahnya dulu. Kali ini mungkin akan menjadi berbeda bagi luna Raya dan Jimmy. Pria serigala itu merasa tertarik untuk mencari tahu lebih jauh lagi mengenai camp pelatihan dan luna Raya juga ingin membebaskan pria itu untuk melakukan apa pun hal yang disukainya selama pria itu berada dalam jarak pandangannya di dalam kawasan Silver pack ini. Mungkin karena alasan lainnya adalah masing-masing dari mereka juga tahu bahwa hal ini bisa jadi akan menjadi hal terakhir yang bisa mereka lakukan selama berada di dunia ini. Baik Jimmy dan luna Raya hanya ingin melakukan sesuatu yang ingin dilakukan dengan bebas tanpa ada larangan-larangan apa pun dari tetua Silver pack yang selama ini mengikat ruang gerak mereka berdua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD