Mereka bertiga merasakan napas lega ketika mendengar suara gemericik air tadi ternyata berasal dari area ini. Mata mereka tidak luput dari sepanjang perjalanan bebatuan yang berlumut sampai ke ujung sana, tapi ternyata sumber airnya berasal dari area kecil di sekitar sini. Zea segera berjalan ke depan dan turun dengan hati-hati. “Jangan terburu-buru, Zea! Awas licin! Batu itu berlumut!” ujar dr. Viona memberi pesan dan melihat gerakan kaki wanita muda itu. “Dokter! Aku tidak sabar ingin meminumnya! Aku sangat haus sekali!” ujar Zea. “Tunggu, Zea! Kita harus memastikan kalau air ini bersih dan tidak terkontaminasi oleh perasit!” ujar Axton. Zea berhenti di sana. Ia merasakan kesegaran pada kedua kakinya tatkala dialiri oleh air tersebut. “Oh Tuhan … air ini sangat sejuk sekali! Ini lu