"Bolehkah, saya mencium kamu?". Arin mengerutkan dahi, ia tidak percaya atas pernyataan Rafa. "Kenapa kamu bertanya seperti itu?". "Apa ada yang salah dengan pernyataan saya?". "Ya, tentu saja". "Apa yang salah?". Arin ingin tertawa, ia ingin sekali menyadarkan Rafa, "Bukankah kamu biasanya, langsung mencium saya mengebu-ngebu. Tanpa perlu miminta ijin kepada saya. Kejadian tadi siang saja, kamu sudah mempemalukan saya, mencium saya begitu saja didepan umum. Tanpa perlu bertanya seperti ini" ucap Arin. "Bukankah meminta ijin, itu lebih sopan?" Tanya Rafa. "Tapi bertanya seperti itu, bukan seperti kamu. Kedengarannya aneh". Rafa tersenyum dan tertawa, ia kembali menatap Arin. "Berarti kamu menikmati segala ciuman yang saya berikan? Walau dengan paksaan?". "Apa menurut kamu saya men
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books