Bab.7

438 Words
"Sayang kenapa disini?" Tanya jihyo dengan tubuh bergetar, takut akan apa yang bisa terjadi setelah ini. Daniel adalah pria paling berbahaya bagi hidupnya, jihyo takut suatu saat nanti akan terjadi sesuatu pada keluarga kecilnya.  "Om ini yang ajak Chen kesini." Tunjuk chenle pada orang suruhan Daniel. Daniel mengode bawahannya untuk segera meninggalkan mereka. "Dimana papa Zico?" Tanya jihyo pada anaknya. "Hm, papa sedang keluar sebentar katanya." Jawab chenle dengan gaya berfikir nya yang lucu. Sedangkan Daniel menyerngitkan alisnya,  "Siapa papanya? Ck, Zico? Kamu bahkan berani berbohong sama anak kita?" Tanya Daniel tak menyangka. "Hei, anak kecil. Papa kamu itu aku tahu." Ujar Daniel pada chenle yang saat ini tengah menyerngit tak mengerti ucapan Daniel. Begitu juga jihyo yang tak menyangka apa yang saat ini tengah terjadi padanya. "Kamu? Kenapa bisa tahu?" Tanya jihyo gugup. Daniel tertawa kecil, "kamu kenal aku jihyo, aku Kang Daniel. Aku bukan orang bodoh!" Ujar Daniel membanggakan dirinya. Jihyo meletakan kantung belanjaan Daniel dilantai, lalu mengambil alih chenle untuk digendongnya. "Aku izin pulang." Ujar jihyo pada Daniel. "Berhenti jihyo, aku belum mengizinkan mu untuk membawa anak ku ikut serta." Ujar Daniel kesal. "Ini anak ku, dari awal aku yang melahirkan dan merawatnya sejak kecil hingga sekarang." Balas jihyo tanpa mau menatap wajah Daniel. "Kamu gak pernah bilang ke aku perihal ini, apa ini bisa disebut salahku juga?" Tanya Daniel datar. Ingin sekali jihyo tertawa,  "Ngawur. Jadi kamu mau salahin aku? Aku jadi mau bertanya, bagaimana dengan reaksi mu ketika kenyataan nya kamu sudah memiliki anak kala itu?" Tanya jihyo menahan kesal didadanya. Sedangkan Daniel hanya diam saja. Jihyo tertawa kecil setelahnya, "sebab itulah aku gak bisa percaya sama kamu lagi Daniel. Sampai kapanpun kita memang tidak pernah diizinkan untuk memiliki hubungan baik." Ujar jihyo. "Mulai besok aku akan kirim surat resign ke kantor." Jelas jihyo mengakhiri percakapan, sebari berjalan menjauh dari Daniel. Sampai pada pintu kaca pembatas dalam mall dan dunia luar jihyo melihat hujan yang semakin lebat saja.  Ia tak punya mobil mewah ataupun motor untuk bisa ia kendarai. Ya, ia masih bisa naik bus. Jihyo melepaskan kardigan nya untuk ditaruh dikepala anaknya. "Mah, om tadi itu siapa?" Tanya chenle dengan random. Jihyo menatap langit yang tengah menjatuhkan beribu-ribu mili air, bisa diibaratkan sama seperti hatinya saat ini. "Jangan bahas tentang om itu dulu ya sayang, mama lagi sakit nih." Jawab jihyo dengan sabar. "Mama sakit? Kabari papa saja mah.." ujar chenle. Jihyo menggeleng,  "Udah gak sempet nunggu lagi sayang, kita harus cepet-cepet pulang." Ujar jihyo pada anaknya dengan sayang. Saat jihyo ingin melangkahkan kakinya pergi dari area mall. "Jangan nekat jihyo! Kamu sedang bawa anakku juga." Ujar seorang lelaki mengingatkan.  Jihyo menghentikan langkahnya dan berbalik menatap pria yang sangat ia kenali ini, Daniel. "Apa peduli mu Daniel, ku lihat selama ini bahkan kamu gak tertarik sama kehidupan anakmu." Semoga kalian menikmati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD