Mimpi

2797 Words

BAB 10. Mimpi. Suara tembakan menggema dari berbagai sisi. Saling bersahutan, mencapai papan sasaran berbentuk kepala sapi di ujung lapangan terbuka. Sebaris pria berseragam tentara dengan baret biru tua menggenggam senjata. Bersiap untuk menembak lagi. Tapi, ada satu di antara mereka yang tampak berbeda—ah, tidak, jelas sangat berbeda dan salah kostum. Ya Tuhan, dia bahkan hanya mengenakan kaus polo dan celana jin. Wajah kaku yang ia tampilkan membuat siapa pun tidak berani tertawa atau bahkan mengangkat bibir sekalipun. Ghea menatap penasaran pada wajah kaku itu. Terasa begitu familier di otaknya. Mirip seseorang yang dulu selalu menari-nari dalam benak, memenuhi pikiran. Hanya berbeda tinggi dan tingkat kematangan. Ghea belum sempat mengais ingatannya lagi saat suara tembakan kembali

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD