Taufik bisa bicara seperti itu di mulut, tapi di hatinya tentu tidak. Dua hari ini dia kebayang-bayang Diah. Dia ingin sekali bertemu dengan Diah, Taufik ingin sekali menghubungi Diah. “Kok aku jadi kayak begini ya? Seakan-akan aku dapat guna-guna dari Diah. Padahal anak kecil itu tak bisa melakukan hal tersebut. Kenapa aku bisa jungkir balik memikirkan dia ya?” kata Taufik dalam perjalanan menuju kantornya Rusdi. Dia ingin menemui Diah lagi walau kali ini pura-pura tidak ada niat khusus ke sana. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Masuk Fik,” kata Rusdi sore ini. “Sepi kantormu?” tanya Taufik yang tak melihat Gita di ruangan itu. Kalau Diah dan Gilbert kan beda ruangan. “Hari ini jadwalnya Diah, Gita dan Gilbert kursus bahasa Mandarin di tempatnya Jessy,” jawab Rusdi sambil menekan bell memanggil of