"Astaga, sayang. Ada apa denganmu. Kau mau bunuh kita?" Cintya menggeram, ponselnya terjatuh ke kolong mobil. "Maaf, sayang."gumam Pernadi. "Kau nggak pa-pa, kan?" Pernadi memeriksa keadaan Cintya. "Nggak pa-pa, untung pakai sabuk pengaman." Ini semua gara-gara Rindu. Mengingat nama itu, ia menoleh kebelakang dan menyadari kalau suara gadis itu tak terdengar sejak kejadian itu. "Rindu." Pernadi, mengabaikan suara klaksson yang sahut-menyahut sebagai tanda protes karena mobil mereka berhenti di tengah jalan. Bahkan pengendara yang tepat di belakang mereka memukul Body mobil serta memaki Pernadi karena terkejut saat Pernadi melakukan rem mendadak. "Rindu ...." Panggil Pernadi lagi, tapi tak ada jawaban. Pernadi melajukan mobilnya untuk menepi sementara Cintya mencoba memeriksa Rind