Jantung Deva dan mamanya seperti mau meledak mendengar pengakuan Reni. Meski selama ini sudah menduga pria bangsatt itu dibalik kematian Alana, bahkan Deva juga mendengar sendiri pembicaraan Fariz di telpon. Tapi, sekarang mereka sepenuhnya yakin ke siapa harus menagih nyawa Alana dan calon bayi di perutnya. Air mata Arumi luruh. Tidak habis pikir, kenapa harus anaknya yang ketiban sial jadi korban kebejatan bajingann satu itu. Fariz dari keluarga berada. Bisa-bisanya menjebak wanita untuk diperas hartanya. Kalau memang uang yang dia inginkan, lalu kenapa masih membunuhnya? Sedang Alana sudah memberikan yang dia minta. Berapapun uang mereka yang terkuras tak masalah bagi Arumi, asal anaknya baik-baik saja. Dia beranjak bangun menghampiri Reni. Begitupun Deva yang ingin mendengar semua te