Tibra terbangun seketika dari mimpinya, tubuhnya berkeringat deras dan terasa amat lelah. Dia menyeka keringat yang membasahi pelipisnya, lalu dengan langkah gontai pergi ke pantry, mengambil air minum untuk membasahi tenggorokannya yang terasa sangat kering. Usai menandaskan air dalam gelas, Tibra baru menyadari bahwa ada sesuatu yang nampak aneh di dalam apartemennya ini. Apartemennya nampak lebih gelap dari biasanya. Dia ingat bahwa sebelum tidur tadi, dia membiarkan lampu utama menyala. Tibra berjalan menghampiri di mana saklar berada, menekan tombol, tapi nihil, suasanya tetap suram dan gelap, Tibra merutuk, sepertinya ada konsleting listrik yang membuat lampu ruangan padam. Dia berpikir untuk memanggil petugas instalasi listrik besok, sambil melihat jam dinding. Jam bulat putih itu