Saat pintu apartemen terbuka, pelukan Tibra mengendur, lalu terlepas sepenuhnya setelah Tibra mendudukan Maryam di sofa. Lelaki itu berjalan menjauh menuju pantry, meletakkan semua barang belanjaan Maryam, menatap semuanya itu dan bertanya untuk apa Maryam berbelanja sebanyak ini? Mengapa dia begitu repot melakukan hal ini, menyulitkan dirinya sendiri? Tibra berpikir, mungkin ini juga salahnya, karena meninggalkan Maryam begitu saja sendirian di rumah tanpa ada makanan, tentu saja Maryam merasa lapar dan tidak bisa makan apapun, juga merasa bosan hingga nekat pergi keluar dan mengalami kepayahan seperti itu. Untung saja, gadis itu-entah siapa nampaknya membantu Maryam kembali pulang. Tibra tidak sempat mengatakan apapun pada gadis itu tadi, bahkan terima kasih juga tidak, pikiran Tibra ter