Lampu Harapan

2124 Words

Udara terasa sedikit dingin karena matahari diselimuti awan yang cukup tebal saat Tibra membawa satu buket mawar merah dan baby breath dalam tangannya, datang ke makam Tigra dan meletakkan buket itu di batu nisan Tigra. "Hai, gue datang lagi, sesuai janji gue. Gue juga bawain bunga, tapi nggak tahu lo suka apa enggak. Gue rasa, lo bakalan bilang najis pas liat bunganya. Kita kayak bromance oppa-oppa Korea yang disukain cewek abg itu." Angin bersiut membuat helai rambut panjang kecoklatan Tibra yang diikatnya asal berkibar, dalam hati Tibra merasa konyol mengajak bicara sebuah makam, dan yang lebih ironis, tubuh yang terbaring di situ pergi dari dunia ini karenanya. Dia yang membunuh Tigra dengan satu tabrakan maut. Tibra berjongkok, mendekat pada makam Tigra, mengusap nama Javier Tig

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD