Daniel merapikan kemeja, ia menatap Ayana. Ayana tersenyum, menyiapkan kopi dan roti untuknya. Daniel tahu, Ayang tidak punya bakat memasak, sampai saat ini Ayana tidak pernah memasak untuknya. Daniel tidak mempermasalahkannya, tidak menuntut banyak pada wanita itu. Cukup berada disisinya ia sudah bahagia. Daniel melangkah mendekat, di tatapnya wajah Ayana. Daniel lalu mengambil cangkir, menyesapnya. "Saya akan kerja hari ini" ucap Daniel. "Iya hati-hati" Ayana tersenyum. Daniel mengecup kening Ayana, lalu merogoh dompet disaku belakang, ia membuka dompet, ia mengeluarkan kartu kredit miliknya. Menyelipkan kartu itu di jemari Ayana. "Ini untuk kamu, kamu memerlukannya". Ayana mengerutkan dahi, "untuk saya?". "Iya, untuk kamu" Daniel, mengelus rambut Ayana. "tapi saya, belum memerl