LDM Meresahkan

1057 Words

“Sampai Jakarta langsung kabari, ya,” pesan Zein dan aku menolak. Aku menyindirnya yang menghilang tanpa bilang sewaktu di Jepang kemarin. Padahal Zein sudah menjelaskan dia hanya ingin memberiku ruang untuk menyendiri karena saat itu posisinya aku sedang marah padanya. Karena rindu yang menggebu dia nekad kembali menghubungiku. Aku tidak menerima alasannya, aku tetap tidak puas. Jahat sekali dia. “Kalau kamu tidak mau mengabariku, aku akan menghukummu,” serunya. Hubungan seperti apa ini, sedikit-sedikit dihukum. Zein sudah menyiapkan buah tangan untuk ku bagikan pada keluarga dan staf kantor. Aku memicingkan mataku padanya dan dia terlihat bingung. “Ada apa lagi, hm?” tanyanya seraya melingkarkan tangannya ke pinggangku. “Ini untuk Sinta?” tanyaku ketus. Aku menerjap saat Zein mend

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD