Gundah

1581 Words

Malam itu, kali kedua aku melihat Zein mimpi buruk. Entah mimpi apa, aku tidak tahu. Aku memberontak ingin pergi, tapi Zein menahanku. Dan akhirnya kami terlelap berdua hingga pagi menyapa. Selama ini Zein selalu bangun lebih pagi dariku, tenyata dia tidak tidur. Lebih tepatnya dia tidak berani tidur. Bahkan sebelumnya dia sengaja berangkat pukul empat pagi ke Bandung agak tidak tertidur dan tiba di kantornya tepat waktu. Aku juga pernah menemukan obat tidur di laci nakas kamar kami. Jujur, aku penasaran, tapi bukan ranahku untuk mengusik urusan pribadinya. Hari-hariku berjalan seperti dulu, rasanya menyenangkan. Aku bahagia luar biasa bersama Radit. Sekarang Radit di Jakarta sendiri, Tante Vero menyusul suaminya ke Australia bersama anak bungsunya. “Mama selalu melobiku untuk ikut bers

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD