Wanita gila mana yang menyusul suaminya yang sedang bekerja di luar negeri?
Aku tidak akan segila ini kalau saja tidak mendengar suara wanita itu di sela pembicaraan antara aku dan Zein tadi.
Sinta saja sampai syok dengan keputusanku untuk terbang ke Singapura sore ini.
“Besok saya kembali ke Jakarta di penerbangan pagi. Mbak Sinta bisa kirimkan e-tiket kepulangan saya nanti by email, ya,” ujarku.
“Bu, take your time. Kita nggak ada jadwal besok,” ujarnya seraya mengedipkan sebelah matanya. “Saya gemes banget dengan Ibu Vanya dan Pak Zein. Keduanya sama-sama bucin, love language-nya nggak kaleng-kaleng. Rindu langsung terbang untuk saling melepas kerinduan yang sudah memuncak,” godanya padaku.
Aku biarkan saja Sinta dengan pemikirannya. Sebenarnya tujuanku menyusul Zein hanya ingin me
