"Alangkah manisnya hidup jikalau kita bisa menjemput hidayah, bukannya menunggu hidayah" *** Hembusan angin malam membelai lembut pipi Aisyah membuat gadis itu sesekali memeluk tubuhnya sendiri. Kain hitam panjang yang menjulur di tubuhnya seakan menjadi penghangatnya untuk saat ini. Ia terbangun dari tidurnya, dinginnya malam begitu terasa sampai menusuk tulang. Apalagi Aisyah tengah mengambil wudhu dan hendak melaksanakan sholat tahajud. Kedua temannya masih terlelap menikmati indahnya mimpi di bawah alam sadar, Aisyah menarik kedua sudut bibirnya melihat Mae dan Siska tengah tertidur pulas di kasur masing-masing. "Allahu akbar," Takbirnya seraya mengangkat kedua tangannya sampai batas daun telinga, mulutnya bergerak-gerak kecil dengan melantunkan Al-fatihah dengan fasihnya. I