25. Kekhawatiran

2332 Words

"Kelak kau akan sadar, bagian terberat dari menjalin hubungan adalah menyembunyikan rasa sakit. Bibir boleh tersenyum, tapi hati terasa teriris." ----- "Kamu kenapa nangis?" Chava membuka mata. Menoleh ke samping, ia dapati Ashraf yang tengah duduk sembari menggenggam erat tangannya. Mata pria itu berkaca-kaca. Seperti orang yang baru saja selesai menangis. "Aku nggak apa-apa." Ashraf buru-buru menghapus jejak air mata di pipinya. "Perasaan kamu udah enakan?" Chava mendesah. Sebal, bila seseorang mengantung jawaban dari apa yang sedang ia tanyakan. "Ash, aku tanya, kamu kenapa nangis?" cecar Chava. Benar-benar dibuat penasaran dengan perubahan sikap sang suami. "Apa aku mengidap penyakit yang serius sampai kamu nangis begini? Aku siap kok dengar semuanya." Ashraf menggelengkan kepal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD