bc

My Sweetest Bodyguard

book_age16+
777
FOLLOW
4.6K
READ
revenge
killer
friends to lovers
dare to love and hate
sweet
bxg
humorous
office/work place
assistant
stubborn
like
intro-logo
Blurb

Hidup di awasi Bodyguard sungguh tidak menyenangkan. Inilah yang dirasakan Resya lucas perwira. Setelah mengalami kecelakaan, sang mami memutuskan memperkerjakan Levine untuk mengawasi tingkah Resya. Kebersamaan yang konyol dan unik bersama Bodyguard yang dingin membuat Resya agak kesal. Lelaki itu selalu menghalangi Resya untuk bertemu dengan zidane. Sahabat masa kecilnya yang menjadi pelatih mua thai di sasana miliknya.

Pertemuan Resya dengan Mama Levin membuat Resya iba dan penasaran dengan kehidupan Levine. Ia diam-diam mulai menaruh perasaan kepada bodyguarnya tersebut. Perhatian-perhatian kecil yang diberikan Levine kepadanya membuat Resya mampu melupakan zidane yang ternyata telah mempunyai kekasih.

Kedekatannya dengan Levine membuat mama Levine tidak setuju. Resya mencari tahu penyebabnya dan ternyata mama Levine adalah mantan kekasih sang papi yang menjadi saksi kunci atas meninggalnya sang ayah. Apakah misteri kematian sang ayah terungkap? Apakah dendam masa lalu akan membuat Resya dan Levin terpisah?

chap-preview
Free preview
Kecelakaan
Resya masih merapikan sarung tangan yang baru saja ia pakai untuk berlatih Mua thai, gadis berusia 23 tahun ini sangat menggandrungi olah raga bela diri yang berasal dari thailand tersebut. Setiap satu minggu sekali ia pasti menyempatkan waktunya untuk berlatih bersama Zidan, pelatih sekaligus sahabatnya sejak kecil. Naresya putri Lucas Perwira, gadis tomboy manja yang selalu membuat Nasya khawatir, sikapnya yang sedikit arogan sangat mirip dengan Rendra sang ayah. Ia selalu berbuat semaunya, tetapi rasa sayangnya kepada sang Mami begitu besar. Ia akan menunduk dan menuruti semua perkataan Nasya jika sang Mami sudah menunjukkan kemarahannya. Hidup berdua tidak membuat Resya tumbuh menjadi gadis yang lemah. Saat memandang foto Rendra ia bertekad untuk selalu melindungi Nasya dari ancaman siapapun. Baginya Nasya adalah satu-satunya harta berharga yang ia miliki. “Resya, gue pulang duluan ya,” ujar Zidan yang menggendong tasnya. “Okelah,” Resya masih sibuk mengotak-atik ponselnya. Nasya menelpon saat Resya latihan. Sang Mami akan sangat khawatir jika Resya pulang terlambat. Ia tidak suka melihat Resya yang menggeluti hobi bela dirinya, ia tidak ingin hal buruk menimpa anak semata wayangnya. “Iya, Mi. Bentar lagi aku pulang.” Resya mengangkat telpon Nasya. Suaranya mulai terdengar mengomel karena Resya pulang terlambat. “Iya, Mi... Aku pulang bareng Zidan.” Resya berbohong pada Nasya agar membuatnya tak khawatir. “Iya-iya- aku pulang sekarang.” Resya menutup ponselnya dan bergegas keluar. Resya merasa ada yang mengikutinya, menoleh kanan-kiri ia tidak mendapati siapapun di tempat latihan, hanya honda jazz miliknya yang terparkir sendiri di halaman. “Kalau penasaran sama gue muncul, nggak usah ngumpet.” Suasana semakin hening, tak ada siapapun di sana. Semilir angin malam menambah bulu kuduk Resya semakin merinding. Resya baru ingat kalau malam ini adalah ma;am jum’at kliwon. Banyak yang bilang kalau malam jum’at kliwon itu malam yang sangat sakral dan menyeramkan. Tak mau berlama-lama, akhirnya Resya bergegas masuk ke dalam mobilnya. Ia tak mau terlalu memikirkan malam jum’at kliwon atau apalah yang berbau mistis, ia bukanlah paranormal ataupun gadis indigo yang suka hal berbau mistis. Dia hanyalah seorag gadis cantik yang sangat menyukai olah raga bela diri Muai thai, tidak lebih. Bukan penggemar suzanna ataupun hantu cantik lainnya. Resya melajukan mobilnya dengan kecepatan 60km/jam, suasana jalanan yang lengang membuatnya lebih santai. Ponselnya masih saja berdering, Nasya menelponnya untuk kesekian kalinya. Tak mau ambil pusing, Resya mematikan ponselnya. Mungkin ia akan mendengar omelan Nasya untuk kesekian kalinya jika mengangkatnya. “Maaf, ya, Mi. Kali ini Resya pengen menikmati malam.” Kali ini Resya tersenyum, ia berpikir untuk mampir ke suatu tempat sebelum pulang. Resya terkejut melihat sebuah mobil yang hampir menyerempet mobilnya, mobil itu melaju dengan kecepatan yang tinggi. Hampir saja Resya membanting setirnya dan menabrak bahu jalan. “Sialan! Gue kejar lo sampai dapat! Belum tau siapa gue.” Resya kecepatan mobilnya menjadi 100 km/jam jalanan yang lengang memberinya peluang untuk mengejar mobil yang hampir membuatnya celaka. Mobil itu semakin cepat melesat jauh, tak mau kalah, Resya kembali memacu kemudinya hingga ia berhasil berada di sampingnya. Resya mengklakson mobilnya berulang kali, memberi kode agar si pemilik mobil menepikan mobilnya. Bukannya berhenti si pemilik mobil semakin menambah kecepatannya, terlihat bayangan dari dalam mobil yang meremehkan Resya. “Sial! Lo pikir siapa berani ngeremehin gue.”Tak terima Nasya mengejar mobil yang kembali melesat jauh di depannya. Bukannya semakin mendekat, Resya malah dikejutkan dengan Motor yang tiba-tiba melintas, membuatnya harus membanting kemudi setirnya. Bukannya beruntung, Resya malah ketiban sial. Mobilnya terjungkal menabrak tiang listrik, tangannya terjepit membuatnya kesusahan untuk bergerak. Sebagian Body mobilnya ringsek karena benturan yang keras. Resya meringis kesakitan, bayangan Nasya muncul membuatnya merasa bersalah. *** Resya membuka matanya perlahan, ia berada di sebuah ruangan yang serba putih, memakai pakaian pasien rumah sakit, tangannya dibalut perban untuk menyangga. Tangannya terasa sakit untuk digerakkan membuat Resya meringis kesakitan. Seorang pemuda tengah menunggunya duduk di sudut kamar, Resya tak mengenalnya. Wajahnya asing dan terlihat lugu. Pemuda itu hanya menundukkan wajahnya saat Resya menatapnya sengit. "Siapa kamu?" Resya masih memandangi penampilan Levin dari atas sampai bawah. Memakai kemeja putih polos dengan jeans berwarna navy. Tampilannya terlihat seperti om-om berusia 30 an. Wajahnya memang masih imut, tetapi tata cara berpakaiannya nggak banget bagi Resya. Ia terlalu lugu dan kurang trendi dalam berpakaian. "A--ku ... Supir baru, Nona Bos," ujar Levin ketakutan melihat Resya yang tampak tak suka melihatnya. "What??? Supir?" Pemuda tersebut hanya mengangguk membenarkan perkataan Resya. "Iya, dia supir kamu sekarang." Nasya memasuki ruangan Resya sambil memasang sikap. Kecelakaan yang menimpa Resya kemarin membuat Nasya berpikir untuk mencarikan supir untuk putri kesayangannya. Resya selalu ugal-ugalan saat mengendarai mobilnya. Tidak hanya satu dua orang yang melapor pada Nasya. Ia sendiri pun pernah melihat dengan mata kepalanya Sendiri saat Resya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. "Mami, aku nggak perlu supir." Resya protes, ia tidak ingin terikat dengan adanya supir. Gerak-geriknya akan terbatas oleh orang suruhan Nasya. "Kalau kamu nggak perlu supir. Nggak mungkin tangan kamu bakalan kayak gini." Nasya masih kekeh. Levin tampak gugup melihat ketegangan antara Nasya dan Resya. Sepertinya ia terjebak dalam situasi yang membuatnya sulit bergerak. Ia butuh pekerjaan ini untuk membiayai pengobatan ibunya. Nasya memberikan gaji yang lumayan besar untuk memintanya menjadi supir sekaligus pengawal Resya. “Mi, ini hanya kecelakaan biasa. Ntar juga sembuh.” “Mulai sekarang, Levin akan menjadi supir sekaligus pengawalmu, titik.” Resya benar-benar tidak menyangka, kali ini Nasya terlihat sangat mengerikan. Keputusannya tidak bisa tergoyahkan. Resya merasa Maminya mulai overprotective kepadanya. Karena mobil semalam, Resya harus mendapat hukuman dari Nasya. "Kamu keluar, aku mau bicara sama Mami." Resya beralih menatap Levin. Levin menunduk dan berjalan keluar ruangan. Bagaimana bisa ia menghabiskan hari-harinya bersama gadis yang manja dan sangat keras kepala seperti Resya. Dia memang cantik, tetapi cara bicaranya sangat kasar dan arogan. “Mi, kenapa harus dia, sih? cowok culun kayak gitu mana bisa diandelin.” Resya bersungut kesal. “Sya-sya... Levin pemuda yang baik, dia butuh pekerjaan untuk pengobatan ibunya. Mau tidak mau, kamu harus mau menerimanya. Nggak usah bantah!” “Penampilannya nggak banget, Mi. Masak iya aku mesti di kawal sama cowok culun model om-om kek gitu, ogah. Mending aku minta tolong Zidan buat jagain aku. Dia lebih jago bela diri ketimbang si culun itu.” Resya masih tak terima dengan keputusan Nasya. “Fix, titik. Keputusan Mami udah bulat, nggak usah pake nawar, Kamu itu kebiasaan, suka bohongin Mami, kuwalat ‘kan jadinya? Dan Levin yang akan jadi supir kamu nggak Zidan ataupun lainnya.” “Mami ... !!!” Resya masih merengek meminta membatalkan keputusannya, tetapi Nasya masih kekeh dengan keputusannya. Nyawa Resya lebih penting dari apapun. Kejadian janggal tadi pagi di rumah membuatnya berpikir untuk mengawasi Resya lebih ketat lagi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook