Bagian 5

803 Words
Penulis pov Kiran masih betah di atas kasurnya, melihat enggan untuk membuka tubuh yang tadinya tidak mengenakan apa-apa sekarang sudah di balut kaos dibeli.Kiran masih menikmati alam bawah sadarnya. ****** Hari ini sakit, semua keluarga Agatha mengundang diruang tengah, kedua orang tua Adit dan Ardi baru saja datang dari Dubai setelah mendengar kabar Kiran yang tak sadarkan diri. Mereka semua nampak berbagi diruang tengah. Adrian bernyanyi papah dan juga Naomi sang ibu tengah duduk di sofa panjang di luar Arkhan duduk di sofa tunggal dan Ardi berada jauh dari Ratna. '' Kenapa bisa Kiran begini Ar ... '' tanya Naomi khawatir. '' Ar juga gak tau mah, kan tidak bisa bilang Ar ..... '' jawab Ardi sekenanya. Ar adalah nama panggilan Ardi jika dirumah, sedangkan jika di luar. orang-orang yang memenangkannya Ardi atau Adi.Ardi tidak setuju jika orang-orang itu memenangkannya apa, melewati itu sopan dan juga masih ada dalam daftar namanya. Agghhh aku bodoh !! aku benci seperti ini, aku jatuh cinta pada ratna dan membuat kiran sakit . Ucap Adit dalam hati ia merasa frustasi tidak bisa menjadi imam yang baik untuk istri cantiknya. Adit tengah Berjalan mondar-mandir '' Emang iya, Kiran bukan istrimu bukan istriku ... '' Adit berceletuk. '' Mamah juga, Tanya ke Ardi emang dia siapa-nya Kiran ??? Tanya itu ke Adit mah kan Adit diminta ... '' Adit kesal dengan sang mamah karena Naomi bertanya ke Ardi bukan miliknya. Naomi hanya menggelengkan sifat menyikapi sifat kekanak-kanakan Adit. Lama mereka saling berbincang. Kiran turun dari tangga, Adit yang melihat Kiran langsung mendatanginya dan langsung memeluk istri cantiknya. "Kenapa sih Dit ??" Tanya Kiran, tenaga Adit cukup untuk menopang tubuh Kiran yang sempoyongan. "Kamu pingsan selama tujuh jam sayang !!! kamu mau buat aku jadi duda muda ..." kata Adit sambil menuruni anak tangga. "Kalo iya kenapa ... kan bagus mas nanti bisa nikah lagi sama," belum kiran berhasil perkataannya Adit sudah mencium bibir Kiran. persetan sama orang rumah pikir Adit yang hanya dibutuhkan istri cantiknya. "Ekhem ..." deheman Adrian tak di hiraukan Adit Meskipun Kiran sadar dan mulai meronta, tapi tak sedikitpun Adit goyah. TOKK !! Ardi sengaja melemparkan kunci mobil dan,  Gotchaa!!! kunci mobil itu mendarat manis di kepala sang adik, membuat  Adit tersadar dan juga meringis sakit. "Auwww..." ringis Adit yang langsung melepaskan ciumanya dan memegang belakang kepala, sesekali dia mengusap rambutnya. lemparan Ardi lumayan membuat kepala Adit benjol.  Aditi masih memeluk istri cantiknya dan enggan untuk melepaskan. "Sakit..." rajuk Adit manja ke Kiran.  Kiran hanya tersenyum tulus, sambil ikut mengusap kepala Adit dan, DAMMN!!!  Usapan Kiran  membuat Adit turn on. "Nanti juga sebentar  sembuh mas..."ucap Kiran menenangkan. Adit melihat wajah pucat istrinya tapi tidak menghilangkan keteduhan yang ada di dalam dirinya. "Duduklah  sweet heart,'' Adit menuntun istrinya duduk di sofa. '' nanti biar pelayan ambilkan minum" Sambung Adit yang ikut duduk disamping Kiran. ''bu Ijah...''suara Ardi menggelegar di seluruh ruangan, bu Ijah  pembantu rumah Agatha langsung mendatangi tuannya.  '' yaa tuan??'' jawab bu Ijah '' minta tolong ambilkan minum untuk nyonya...'' perintah Ardi ''baik tuan...'' bu Ijah langsung ke dapur dan mengambil air mineral untuk majikannya.  "Gak usah so imut loe di depan bini gue ..." kata Adit "Apa aku emang imut kok..."balas Ardi bertampang polos,  tampang  Ardi membuat Adit jengkel lalu mendengus  kasar. "Mas bisa minta tolong gak..." kata Kiran yang sedang memperbaiki posisi duduknya yaitu bergelayut manja dengan Adit sambil memainkan jari-jari mungilnya didada suaminya. Adit merasakan sesuatu yang aneh dengan tatapan Ratna saat melihatnya, tersirat ketidak sukaan dengan sifat Kiran yang manja dengan orang yang disukainya. "Minta tolong apa itu hm..." Adit membelai rambut Kiran yang di ikat asal menyelipkan sehelai rambut di telinganya. "Aku mau pulang ke Balikpapan mau ke makam ibu bapak dan mbak karin,sekalian mau ketempatnya abang aku disana!!! aku merindukan mereka. " pinta Kiran ke suaminya. Adit nampak menimang permintaan Kiran untuk pulang ke balikpapan, Adit berfikir mungkin dengan tidak adanya Kiran ia bisa bebas dengan Ratna. "Iya sayang, pulanglah tapi jangan lama-lama disana. cukup dua minggu aja..." ucap Adit mengizinkan. "Haa!! Pekik Kiran dua minggu  waktu yang cukup lama '' dua minggu beneran, tanpa adanya mas , tanpa adanya pengawasan mas, dan tanpa adanya ke hadiran secara tiba-tiba...? Tanya kiran senang, dengan cepat Adit menjawab pertanyaan Kiran. ''no!!!, Adit memperbaiki posisi duduknya menghadap Kiran face to face " tanpa adanya mas bisa ?? yaa itu bisa jadi , pengawasan itu sutlak para pengawal akan mengikutimu kesana, dan yang terakhir mas tidak yakin bisa menahan diri mas sendiri untuk kesana ...'' putus Adit. Bibir Kiran manyun lalu mendengus kasar, ia  langsung membuang wajahnya dari  Adit. Adit mempererat pelukannya. Melihat bibir Kiran rasanya ingin di gigit oleh Adit. ''jadi kapan, Kiran mau pulang hm....'' Tanya Naomi. ''besok pagi mah,...'' jawab Kiran  ******  Jam menunjukan pukul dua belas malam. Kiran masih terjaga dari tidurnya ia membelakangi Adit yang sudah tidur duluan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD