When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Malam itu semakin terasa panas dengan dihiasi suara-suara e****s yang meluncur dari bibir Alya dan Galih yang bergerak seirama guna mencapai puncak k*****s surga dunia. Berbagai macam gaya Galih coba seperti pada saat ia b******a dengan Lusi yang selalu mampu memuaskan hasratnya manakala Alya tidak dapat memberikannya. Salah satu alasan Galih mau menyentuh Alya adalah karena Lusi. Siang tadi sewaktu di kantor wanita itu membujuk Galih supaya mau merubah sikapnya terhadap Alya yang akhir-akhir ini selalu datar dan dingin. Lusi merasa bersalah sekaligus cemas jika sampai Alya mencium hubungan gelapnya bersama Galih karena ia tahu jika tak selamanya bangkai yang disembunyikan akan bertahan lama. 'Aku mohon padamu, Mas. Setidaknya Alya tidak merasa curiga karena tanda merah dilehermu.