Bab.8 Pertemuan Marcello dan Alya

835 Words
  *Happy Reading genk's, semoga suka!*   Bab-7   ====   Setelah menimbang-nimbang, Marcello pada akhirnya memutuskan untuk pergi menuju tempat di mana Mama Della sudah menunggunya bersama calon guru pembimbing yang akan membimbingnya belajar agar mendapatkan nilai yang memuaskan.   Melajukan motor kesayangannya dengan kecepatan sedang, Marcello akhirnya sampai pada tempat tujuan.   Memarkir kendaraan beroda dua tersebut, kemudian Marcello melangkah masuk ke dalam.   ***   "Jadi, kau sudah berapa lama menjadi guru pembimbing?" tanya mama Della pada Alya.   Mereka berdua berbincang sambil menyantap makan siang. Beruntung mama Della tidak terlalu memperhatikan wajah Alya dari jarak dekat, sebab mereka duduk bersebrangan.   "Kebetulan saya sudah lebih dari setahun ini menjadi guru pembimbing," Alya menyahut setelah meneguk minumannya. Ia sedikit merasa tidak percaya diri lantaran kliennya kali ini sepertinya bukan dari orang sembarangan.   Terlihat dari penampilannya yang anggun dan sangat elegan. Ditambah lagi dengan barang-barang branded dan bermerek yang di kenakan oleh mama Della dari ujung kepala sampai ujung kaki. Membuat Alya menghujaninya dengan tatapan takjub sekaligus kagum. Tak hanya cantik, mama Della juga sangat ramah.   Mama Della manggut-manggut mengerti, "Kau sudah menikah?" tanyanya kembali.   "Sudah. Saya sudah menikah, Nyonya." jawab Alya dengan mantap.   "Oh, oke." Mama Della melirik sekilas arlojinya. Tatapannya berpendar menelusuri setiap sudut cafe. Sedetik kemudian senyumannya mengembang ketika melihat sosok yang di tunggu akhirnya muncul.   "Nah, itu dia!" serunya seraya mengedikkan dagu ke arah Marcello yang sedang berjalan menghampirinya.   Kepala Alya berputar mengikuti arah yang ditunjuk oleh mama Della. Semula ia tampak biasa saja, namun setelah Marcello mendekat, pandangannya seakan tak mau lepas dari calon murid bimbingannya itu.   Masih muda dan juga...   Tampan!   Baru kali ini Alya mendapat murid laki-laki, karena rata-rata semua murid bimbingannya seorang remaja putri.   Pun, Marcello. Sesampainya di meja ia hanya menatap dingin sang mama dengan raut muka datar. Tanpa ekspresi apalagi menyapa Beliau. Namun, ketika tatapannya tertuju pada sosok cantik yang duduk bersebrangan dengan mama Della, Marcello dibuat terpana sejenak kemudian ia segera menetralkan raut wajahnya.   "Marcello." panggil mama Della. "Perkenalkan, dia adalah guru yang akan membimbingmu. Namanya Bu Alya," Mama Della beralih ke Alya, "Alya, ini putra saya namanya Marcello."   "Marcello"   "Alya"   Keduanya lantas saling berjabat tangan dan mengangguk pelan. Memperkenalkan diri masing-masing dengan tatapan mata yang tak bisa diartikan.   Setelah basa-basi sebentar, Marcello memutuskan duduk di sebelah sang mama. Sesekali ia melirik sekilas ke arah Alya yang kembali melanjutkan makan siangnya. Begitu juga dengan mama Della.   "Kau mau pesan apa, Marcell? Nanti biar Mama panggilkan pelayan untuk ke sini," tawar mama Della.   "Tenderloin dan lemon squash." jawab Marcello singkat dan padat. Matanya masih memperhatikan Alya.   "Baiklah."   Mama Della melambaikan tangan kepada pelayan yang berada di sudut cafe. Pelayan tersebut mendekat kemudian pamit undur setelah mencatat pesanan.   "Mama pikir kau tidak akan datang. Tapi, mama senang akhirnya kau mau menuruti keinginan mama. Terimakasih," ujar Mama Adel dengan senyum semringah dibibir. Ia tak menyangka jika Marcello mau datang dan menuruti keinginannya.   Mendengar ucapan terima kasih dari sang mama, Marcello hanya menaikkan kedua alisnya seraya mengedikkan bahunya ke atas.   "What can we do about it? I have no other choice." Marcello menyahut dengan santainya. Ia bisa melihat dengan jelas ekspresi wajah mama Della yang berubah pias.   Sedang Alya terheran-heran dengan obrolan ke dua orang di depannya saat ini. Terkesan dingin dan tampak tak ada keakraban sama sekali. Seperti ada jarak antara ibu dan anak lelakinya yang satu itu.   Berdehem samar lantaran ucapan Marcello membuat tenggorokannya tiba-tiba terasa kering. Beliau lantas meneguk minumannya dengan gaya elegan.   "Bisakah sekali saja kau menjaga sikapmu?" Mama Della melirik Alya yang melempar senyum sungkan dan wajah kikuk. "Jangan lupa kalau kita sedang berbincang dengan guru pembimbingmu." imbuh Beliau lagi.   Marcello memutar bola matanya malas tanpa enggan menanggapi perkataan mama Della yang terkesan otoriter.   Tak lama pelayan datang dengan membawa pesanan Marcello. Menghidangkan Tenderloin steak beserta lemon squash—sesuai pesanan. Lalu pelayan tersebut gegas berlalu dari sana.   "Bu Alya, sesuai dengan kesepakatan, mulai besok Anda sudah bisa memulai bimbingan belajar kepada Marcell." kata mama Della mengingatkan sekali lagi.   "Tentu, Nyonya. Besok saya akan datang ke rumah Anda tepat pukul tiga sore, setelah saya mengajar murid saya yang lain." Alya tersenyum simpul.   "Oke." pungkas mama Della. "Marcello, besok setelah selesai kuliah kau jangan pergi ke mana-mana. Ingat itu!"   Marcello hanya mengangguk sambil menikmati steak favoritnya.   Di rasa sudah tidak ada yang di bahas lagi, mama Della berdiri kemudian pamit undur diri, di susul dengan Alya yang juga ikut berdiri.   "Baiklah. Saya harus segera kembali ke kantor, karena tiga puluh menit lagi saya ada meeting."   "Baik, Nyonya." Alya mengangguk samar seraya menjabat tangan Beliau.   "Kalau Anda masih mau melanjutkannya dengan Marcel, silahkan! Marcello, mama pergi dulu." Mama Della lantas berlalu meninggalkan Alya yang berdiri terpaku. Sedang Marcello masih asyik menikmati steaknya.   Masih setia membeku, Alya menatap nyalang punggung mama Della yang semakin menjauh.   "Duduklah!" titah Marcello sambil meminum minumannya.   "eh?"   Alya tersentak kala Marcello menyuruhnya untuk duduk. "Kau bicara denganku?" tanyanya dengan alis yang saling tertaut.   Meletakkan gelas yang isinya sudah tak bersisa, Marcello menyahut seraya bersedekap didada.   "Memangnya ada orang lain selain kamu?"   'Apa? Kamu? Dia menyebut namaku dengan sebutan kamu.'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD