When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
'Gawat! Kalau aku menceritakannya sekarang pada Ayah dan Ibu, aku pasti akan terlambat.' batin Alya. "Nanti malam Alya akan menjelaskannya ke Ayah dan Ibu. Sekarang Alya harus berangkat dulu, sudah kesiangan." Alya mencium punggung tangan kedua orang tuanya kemudian melenggang pergi begitu saja meninggalkan mereka yang masih terheran-heran. Keduanya lantas hanya mengedikkan bahu bersamaan. Bu Sarah menuju dapur sambil membawa bekas makan mereka. "Rumah Alya bagus, ya, Yah?" Bu Sarah menatap kagum rumah Alya. "Iya, Bu." Ayah Ilham turut menatap kagum rumah putrinya. "Sebaiknya, kita tunggu di ruang tamu saja, Bu. Tadi Alya mengatakan kalau dia akan pulang agak malam." Ayah Ilham berjalan menuju ruang tamu, disusul dengan bu Sarah yang telah selesai membereskan meja makan.