Lusi dalam dilema, ia merasa gamang akan keputusan yang akan ia ambil saat ini.
Memilih bertahan kendati hanya dijadikan simpanan atau justru memilih mundur dan Alya yang akan menanggung semua resikonya.
'Tidak! Aku tidak mungkin bisa melihat Alya yang jadi korbannya. Walau pun pada akhirnya aku sendiri yang akan tersiksa lantaran aku harus rela hanya dijadikan sebagai pelampiasan nafsu Mas Galih tanpa di per-istri olehnya.' batinnya bergejolak antara ragu serta terpaksa.
Hingga satu kata yang di tunggu-tunggu Galih lolos begitu saja dari bibir Lusi.
"Baiklah. Aku akan tetap menjadi simpananmu, asal kau juga menepati janjimu untuk tidak menyakiti Alya lagi," ucap Lusi dan tentunya langsung disambut penuh semangat oleh Galih.
"Tentu sayang, tentu. Kau bisa pegang janjiku."
