When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Galih menyeringai melihat Lusi yang mulai tersulut gairah yang memang sengaja ia bangkitkan. "Kau suka? Hem?" Tangan kanannya sudah menelusup ke dalam rok yang dikenakan Lusi bahkan jari tengahnya sudah melesak masuk ke inti tubuh Lusi yang mulai basah. "Mmhh ..." Lusi bergumam dengan mata terpejam, menikmati permainan jari tengah Galih yang sangat lihai di bawah sana. Tubuhnya bersandar di dinding toilet dengan satu kakinya naik keatas kloset. Bibir Lusi seakan menggoda Galih untuk dicicipi, tanpa basa-basi ia segera meraup bibir ranum itu dengan rakus dan liar. Memagut dan menyesapnya bergantian, ia juga mempercepat gerakan jarinya hingga membuat Lusi hampir berteriak lantaran rasa nikmat yang berkali-kali lipat. "Mmm ... aaahh ... kau gi ... aahh ... la .... ahhh ... Mas,"