Rumah Sakit
Jenny POV
Terbangun dengan kepala yang serasa akan meledak, luka dan lebam di seluruh tubuh, membuatku hanya sanggup menggerakkan jemari tangan dan membuka mata.
Seorang wanita paruh baya dan laki-laki yang kutebak adalah suaminya, menggenggam tanganku dengan hangat, berteriak memanggil dokter saat aku membuka mata.
Dibantu dengan perawat, Dokter memeriksa kondisiku, sayup kudengar ia sampaikan bahwa aku berhasil melewati masa kritis. Kulihat wanita paruh baya dan suaminya saling berpelukan dan mengucapkan syukur tak lupa mengucapkan terima kasih kepada dokter.
Walaupun dokter mengatakan keadaanku akan membaik dalam beberapa hari, namun satu hal yang mengganjal dalam benak ku, ini sudah pasti di rumah sakit, namun siapa aku? Siapa mereka? Satu hal yang pasti, aku kehilangan ingatanku, sulit bagiku mengingat memori yang pernah terekam di otakku.
Wanita paruh baya di hadapanku memelukku erat sambil terus memanggil manggil Jenny, sepertinya itu adalah namaku.
*
Markas Besar Obsidian
Tim Obsidian tim terbaik di negara ini, identitas mereka adalah top secret, Bayangkan 1 orang anggota tim Obsidian memiliki skill setara dengan 120 pasukan. Mengintai, menembak, beladiri, strategi taktis dan IQ diatas rata-rata adalah hal yang wajib dimiliki setiap anggotanya. Mereka berlatih dengan keras dan bahkan mengancam nyawa.
“Kapten, apakah kita akan menerima Tugas Liburan ini?” Tanya Gerrald anggota termuda tim Obsidian.
Adrius, Kapten yang baru saja dilantik hanya melirik Gerrald dengan tatapan tidak suka.
“Adrius, tolong berpikir jernih sudah 1 bulan berlalu, di tim ini masih ada Gerrald, Brian dan Aku, jangan tenggelam dengan kesedihanmu, di antara kita semua tidak ada yang tidak berduka atas insiden yang merenggut Alcie” Tambah Varro.
“Cukup!!” Potong Adrius.
“Dalam misi Tarantula kemarin, kau hampir saja membahayakan tim dengan perilaku gegabahmu, apa kau berencana bunuh diri dalam misi??” Brian menimpali.
Adrius merenung, semenjak Alcie dinyatakan gugur dalam misi, dia kehilangan fokus, mungkin ini saat yang tepat untuk menerima tugas liburan.
“Baiklah, hanya 1 bulan” Putus Adrius akhirnya.
Yang disebut Tugas Liburan adalah melakukan misi yang tidak berbahaya, hanya menjaga perbatasan, membantu warga dan lain lain.
“Aku harap Adrius segera melupakan Alcie” Lirih Gerrald.
**
Alcie, wanita 29 tahun, berparas cantik dan memiliki tubuh sempurna. Kapten perempuan pertama dalam tim khusus, unggul dalam segala bidang, dengan skor sempurna. Dahulu dia pernah menjadi consigliere.
Consigliere adalah penasihat atau konselor bos mafia, dengan tanggung jawab tambahan mewakili bos dalam pertemuan penting. Baik dalam keluarga kriminal bos maupun dengan keluarga kriminal lainnya.
Consigliere adalah teman dekat, tepercaya, dan orang kepercayaan, dan terkadang menjadi 'tangan kanan'-nya.
Alcie menjadi consigliere untuk sebuah keluarga mafia bernama Odsen, konflik perebutan kekuasaan antara dua anak laki-laki Odsen, Alcie disingkirkan karena menjalankan wasiat dari bos mafia Odsen yang memilih putra bungsunya menjadi penerus, Sang kakak yang tidak menerima keputusan tersebut mencoba membunuh Alcie dengan Keji.
Saat itulah Jenderal Kevin, penanggung jawab tim Obsidian menyelamatkan nyawa Alcie dan merekrutnya menjadi anggota tim Obsidian.
Pada saat pembentukan tim Obsidian Jenderal Kevin selaku penanggungjawab, memperkenalkan Alcie sebagai anggota baru tim Obsidian. Adrius, Brian, Gerrald dan Varro menatap bingung Jenderal Kevin, mereka meminta penjelasan untuk penambahan anggota secara tiba-tiba, karena yang mereka tahu, untuk menjadi tim Obsidian harus menjalani tes yang panjang, sulit, bahkan mengancam nyawa, seakan mengetahui apa yang ada di benak anggota tim Obsidian Jenderal kevin memberikan penjelasan.
“Selamat saya ucapkan kepada kalian semua, atas terpilihnya menjadi anggota tim Obsidian, perkenalkan ini Alcie, semoga kalian menjadi rekan yang solid, Alcie menjalani perekrutan khusus, namun untuk kemampuannya saya jamin setara dengan kalian” Tutur Jenderal Kevin.
Gadis bernama Alcie sedikit menundukkan kepalanya saat Jenderal Kevin memperkenalkan dirinya di hadapan tim Obsidian.
“Apakah kalian sudah menetapkan siapa yang akan menjadi Kapten tim Obsidian?” Tanya Jenderal Kevin.
“Adrius yang akan menjadi Kapten, Jenderal” Jawab Varro.
“Good Idea, Adrius mendapatkan skor paling sempurna di semua tes” Tanggap Jenderal Kevin.
“Menggelikan, ini bukan pemilihan ketua kelas dimana yang paling pintar dipilih. Bagaimana bila pemilihan Kapten diputuskan dengan cara siapa yang dapat melakukan suatu misi dengan keakuratan dan kecepatan paling baik, dia yang akan menjadi Kapten” Alcie yang sejak dari tadi bungkam, berbicara dengan nada lugas dan tatapan tegas menantang.
Brian, Varro, dan Gerrald membuka lebar mulutnya, gadis yang sedari tadi bungkam kini menantang mereka dengan tatapan meremehkan. Harga diri Adrius sedikit terluka mendapat tantangan dari Alcie.
“Wow! Saran yang menarik” Ucap Jenderal Kevin sambil tersenyum.
“Kalau begitu, pukul 17.00, kalian semua berkumpul di ruang meeting ada misi untuk menentukan siapa yang akan menjadi Kapten tim Obsidian. Untuk sekarang silakan benahi barang kalian di kamar yang telah ditentukan. Alcie menempati kamar paling ujung, di sebelah kamar Alcie adalah kamar Adrius dan Gerrald, di depan kamar Adrius akan ditempati oleh Varro dan Brian” Ucap Jenderal Kevin.
“Siap Jenderal” Ucap seluruh anggota tim Obsidian.
**
Ruang Meeting
“Saya akan menjelaskan misi yang akan kalian kerjakan, misi ini boleh dilakukan oleh beberapa orang, tergantung kemampuan kalian merekrut anggota tim. Misinya adalah menemukan lokasi server perusahaan Maxi. Seperti yang kalian ketahui perusahaan tersebut berkedok sebagai perusahaan jasa asuransi, padahal mereka melakukan fishing, framing bahkan watering hole, korbannya tak terhitung saking banyaknya, selain rekening bank dikuras habis, mereka juga mencuri data-data penting si korban, membuat identitas baru dengan data tersebut, bahkan diancam akan disebarkan video dan foto privasi si korban” Jenderal Kevin menjelaskan.
“Bukannya misi ini sedang dikerjakan tim Koral Jenderal?” Tanya Gerrald.
“Wow! Jaringan informasi Gerrald sangat handal, bisa mengetahui misi kelompok lain” Ucap Jenderal Kevin.
Gerrald hanya tersenyum simpul, rekannya pada saat pelatihan masuk tim khusus berada di tim Koral, mengeluhkan misi yang terbilang sulit yang dikerjakannya.
“Ada 9 lokasi yang dicurigai sebagai lokasi server perusahaan Maxi, misi kalian adalah menemukan lokasinya. Dan akan lebih baik apabila mendapatkan akses ke server tersebut” Jelas Jenderal Kevin.
Meeting pun dibubarkan.
“Aku dengar tim peretas perusahaan Maxi sangat handal, bahkan tim Koral Pun angkat tangan, setiap ahli IT tim Koral melakukan tracing IP yang digunakan perusahaan Maxi saat menjerat korbannya, maka akan berakhir dengan memunculkan alamat IP mereka sendiri, belum lagi akses ke server Maxi, selain diverifikasi melalui user id dan password yang kuat, juga diperlukan sidik jari pimpinan Maxi” Jelas Brian.
“Kudengar sistem keamanan Maxi sangat ketat, setiap karyawan yang masuk harus melalui pemeriksaan beberapa tahap, belum lagi perusahaan Maxi menyewa jasa keamanan kelas kakap yang terbilang sadis” Tambah Varro.
“Pimpinan Maxi, sangat waspada, dia tidak bisa mempercayai siapapun, bahkan di ruang kerjanya selalu rutin dicek apakah ada bugs/penyadap atau tidak” Jelas Adrius.
“Wah, ternyata kalian semua mengetahui tentang misi tim Koral bahkan telah menyelidiki perusahaan Maxi!” Gerrald murka.
“Kau kira kau saja yang punya jaringan informasi?” Ledek Varro.
“Alcie aku akan menjadi partnermu” Ucap Gerrald lantang.
“Dasar pengkhianat” Ucap Brian dan Varro hampir berbarengan.
Alcie hanya tersenyum tipis dan menepuk bahu Gerrald lalu kemudian pergi.
Ruang makan markas tim Obsidian
“Pokoknya kita harus memenangkan misi Maxi, aku tidak mau mempunyai Kapten yang asal usulnya tidak diketahui dan masuk lewat jalur VIP” Ucap Varro.
“Aku juga tidak suka tatapan matanya yang seolah meremehkan kita” Tambah Brian.
“Aku juga tidak suka dipimpin oleh seorang wanita” cicit Gerrald.