Nysa terperangah mendengar cerita Aryan. Ia tak menyangka, Rosa, artis yang pernah jadi idolanya seperti itu. "Ini beneran, Pak?" "Ya, pagi ini, aku baru saja melakukan konferensi pers, untuk klarifikasi persoalan ini. Aku tidak ingin disangkut pautkan dengan Rosa lagi." Aryan menganggukkan kepala untuk meyakinkan Nysa. "Saya jadi penasaran, ingin tahu berita di televisi seperti apa. Nyalakan televisinya, Pak!" Seru Nysa, ia menunjuk ke arah televisi yang menempel di dinding. Mata Aryan melotot. "Kamu lebih suka menonton berita gosip di televisi, sedang aku masih sangat merindukanmu!" seru Aryan kesal. "Eh ... merindukan saya?" Nysa tertawa nyaring, ditutup mulutnya saat ia sadar kalau suaranya terlalu nyaring, sedang mereka ada di rumah sakit. "Kenapa? Dari tadi aku sudah jujur, k