Nysa masuk ke dalam kamar yang pintunya terbuka, karena ada Bibi yang tengah memindahkan pakaiannya ke dalam lemari. Sedang Pak Gun sudah ke luar setelah meletakkan koper Nysa tadi. Kamar yang lebih luas dari kamarnya di rumah Tuan Hanan. Nysa merasa sedikit heran, kenapa Aryan tidak berusaha pisah kamar darinya, kalau Aryan memang tidak menyukainya. 'Hmmm apa dia takut dilaporkan Bibi ke Tuan Hanan. Bisa jadi begitu!' batin Nysa. "Sudah selesai, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu lagi?" Bibi berdiri di hadapan Nysa. "Terima kasih, tidak ada yang saya perlukan lagi." Nysa tersenyum pada bibi. "Baik, Nyonya. Tekan saja bel itu, kalau Nyonya membutuhkan saya." Bibi menunjuk bel di dinding. "Baik, Bi. Terima kasih." Nysa menganggukkan kepala. "Permisi, Nyonya," pamit bibi. "Silakan, Bi.