Pagi ini, ditemani Andin, dan pengacara keluarga, Aryan membesuk Rosa yang masuk rumah sakit. Namun kali ini, Rosa bukan berada di rumah sakit biasa, melainkan rumah sakit jiwa. Kedua orang tua Rosa menyambut kedatangan mereka. Ibu Rosa membawa Aryan untuk menemui Rosa. Rosa duduk di sebuah kursi roda. "Apa yang terjadi mengguncang jiwanya, apa lagi keguguran yang baru ia alami." "Apa dia bisa mengenali kita, Bu?" Aryan menatap ibu Rosa, kepala wanita tua itu menggeleng. "Tidak, dia tidak mengenali siapapun. Dia tidak bicara, tidak menangis, dia hanya diam saja." "Apa aku boleh bicara dengannya?" "Tidak, Aryan. Cukup kamu melihatnya seperti ini saja. Aku tidak ingin, saat melihatmu, membangkitkan kenangan di antara kalian, lalu dia tidak ingin lagi melepaskanmu. Andai kamu belum me
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books