"Buk," "Tolong jangan lakukan itu terhadap saudara saya," "Tibra jangan sakiti saudara saya," isak Bianca, air mata membanjiri pelupuk matanya. Tibra melipat tangannya di d**a, ia tidak terpengaruh sedikitpun atas ucapan wanita itu. Tibra hanya memandang tanpa ada rasa balas kasihan, walau mata itu menangis tersedu-sedu di hadapannya. "Tibra saya mohon, jangan lakukan itu terhadap saudara saya," isaknya lagi, Bianca lalu berlutut di hadapan Tibra, ia menyaksikan saudaranya di siksa oleh anak buah Tibra. "Buk," Suara pukulan semakin terdengar jelas, Tibra membiarkan anak buahnya memukul, laki-laki berbadan gemuk itu. Ia tidak akan memberi maaf kepada siapapun yang telah berani memcelakainya. Wanita yang menangis itu adalah Bianca, salah satu wanita yang pernah berkencan dengannya. Wa