Bab 22 Perjamuan Keluarga

1164 Words

Aku masih enggan menghadiri perjamuan keluarga, tapi melihat kegembiraan yang terpancar di mata Dathan saat ini, membuatku sedikit merasakan semangatnya juga. Sambil berputar membelakangi cermin untuk  menghadapnya, aku merentangkan tangan. “Gimana?” tanyaku tersenyum malu. Aku tidak terbiasa bersolek di depan pria, tapi sekarang ini entah kenapa aku senang melakukannya. Saat ini aku mengenakan dress hamil sebatas lutut, bergaris leher decollate dengan lengan panjang model puff yang lebar. Kerutan pada bawah d**a menonjolkan kehamilanku yang belum terlalu besar. “Cantik sekali,” puji Dathan tulus, terlihat jelas dari matanya. “Aku beruntung bisa menikahimu, kamu sangat menawan.” Pipiku menghangat. Sejak kejadian sore itu dia memang jadi lebih terbuka, lebih romantis, dan agak posesif.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD