Sebenarnya pagi ini Bella di selimuti rasa gugup yang luar biasa. Bagaimana tidak, perjamuan makan diadakan untuk memperkenalkan dirinya sebagai anggota keluarga yang baru begitu terdengar menakutkan. Seandainya dulu dia bisa menolak perintah sang ratu Silversky sudah pasti Bella tidak akan merasakan ketegangan seperti ini.
Mobil yang membawa mereka baru tiba di kediaman atau lebih tepatnya mansion Silversky. Arsitektur bergaya Autria yang kental dan megah menjadi pemandangan yang tertangkap mata ketika pertama kali turun dari Limo. Jangan lupakan simbol Kuda bersayap yang menjadi lambang keluarga bangsawan Silversky. Mereka terlihat menakjubkan bagi warga awam sepertinya.
Cukup mengejutkan saat mendapatkan tanaman bonsai pada bangunan yang memiliki arsitektur Autria. Bella merasa mereka tidak ditakdirkan berjodoh. Megah dan kerdil, sangat tidak serasi.
Tanaman bonsai yang berharga ratusan juta seharusnya tidak berada di dalam taman kediaman Silversky. Tanaman eksotis itu lebih cocok digantikan oleh palem untuk mengimbangi kemegahan bangunan yang mengingatkannya pada Eltam Palace di London.
Bella merasa dia butuh kamar kecil saat ini juga. Tunggu dulu, bukankah bagus jika dia membuat kesalahan atau membuat Morena__ sang ratu Silversky itu marah. Mungkin saja sang ratu akan segera menyuruh putranya menceraikan dirinya saat itu juga. Sehingga dia bisa bersatu dengan Nate dan William dengan Lilian.
Andaikan semua semudah itu. Dia cukup mengenal betapa mengerikan d******i sang ratu untuk melindungi reputasinya. Dengan isyarat cantik dari tangannya dalam hitungan detik Nate maupun Lilian akan berada dalam neraka dunia.
Bukan hal yang sulit bagi Morena untuk menghancurkan Nate dalam waktu satu detik sebelum ia menyadarinya. Jika dia mau karier Nate sebagai pengajar akan terbang bersama angin. Begitu pula Lilian yang tengah merintis karier sebagai desainer, bisa dipastikan butik miliknya hanya tinggal nama saja.
"Baiklah Bella, kau harus berusaha semaksimal mungkin menyenangkan sang ratu" gerutu Bella.
William terkekeh melihat tingkah dari Bella, dia menyadari jika sahabatnya itu berusaha untuk menahan diri demi kebaikan Nate dan Lilian.
William mengernyit menyadari ucapan Bella tempo hari. Entah mengapa mereka berdua sama sekali tidak menghubungi dirinya maupun Bella. Apa gerangan yang terjadi. Belum sempat William berfikir, Jimmy selaku tangan kanan dari Silversky datang menyambut mereka berdua.
"Anda berdua telah di tunggu nyonya besar di ruang jamuan makan, mohon ikuti saya," Jimmy berjalan di depan untuk membimbing Bella maupun William menuju ruang makan.
Jantung Bella terasa dag dig dug saat kakinya melangkah seakin dekat dengan ruang jamuan makan. Dalam perjalanan ke arah jamuan makan, Julian Silversky menghadang langkah mereka berdua. Dia mengisyaratkan agar Jimmy meninggalkan mereka bertiga.
"Ada apa, Kak? apa kau juga akan memata-matai kami."
"Tidak, kau benar-benar tidak sopan."
"Kakak Julian tidak perlu khawatir, aku tidak akan mengacaukan jamuan makan malam bersama keluarga." Bella berusaha menyanggah ucapan William.
Bagaimanapun pengorbanan mereka tidak boleh sia-sia. Bella tidak ingin kehidupan Nate maupun Lilian dalam bahaya jika Julian berbicara hal yang kurang baik pada ratu Silversky.
"Justru aku ingin membantu kalian."
"Eh?"
"Hn." Bella maupun William terkejut dengan ucapan Julian. Bagai mendapatkan sekutu pada perang dunia, ucapan Julian membawa angin sejuk bagi kedua pasangan pengantin ini.
"Bella, apa kau tau hal yang paling tidak di sukai oleh oleh ibu kami?" tanya Julian.
Bella menggeleng. Dia sama sekali tidak mengetahui apapun tentang keluarga Silversky selain kekayaan dan kekuasaan mereka dalam bidang ekonomi.
"Ibuku paling benci wanita yang menari tradisional sekaligus melukis, " Bella berfikir apa apa jeleknya menari trasional sambil melukis?
"Kau pasti bertanya mengapa ibu sangat membenci dua seni yang hebat itu digabungkan menjadi satu?" Lagi-lagi Bella dan William menatap wajah Julian dengan penasaran.
"Karena ibu tidak bisa melakukannya, ketika perkenalan dulu pada keluarga Silversky, ibu gagal menari sambil melukis. Dan itu membuat trauma tersendiri karena malu pada keluarga besar."
Bella tersenyum lebar, dia menangkap maksud dari ucapan Julian. Wajah Bella yang cantik memerah karena senang. Karena gemas Julian mencubit pipi tembem Bella yang merona dan menggemaskan.
"Kau tau apa yang arus dilakukan kan, adik ipar?"
"Yah, aku akan menari tradisional sekaligus melukis. "
"Apa kau yakin bisa?" William bertanya karena tidak yakin dengan kemampuan Bella.
"Tentu saja bodoh, aku sangat mahir melakukannya."
Jangan pernah meremehkan kemampuan Bella. Gadis itu terkenal kecerdasannya karena mampu menangkap apapun hanya sekali lihat. Kemampuan yang langka yang dimiliki hanya segelintir orang di dunia.
"Baiklah, aku akan menyiapakan pertunjukan iu agar membuat ibu kesal dengannmu."
"Terima kasih, Kak, " ucap William. Baru kali ini William mengucapakan terima kasih pada kakaknya. Tanggapan Julian cukup acuh tak acuh, dengan dingin ia melirik William sekilas.
"Kau benar-benar bodoh Willy." Lalu meninggalkan sepasang suami istri itu di depan pintu jamuan makan.
William agak tersentak dengan ucapan kakaknya yang dingin. Sungguh baru kali ini Julian memandangnya dengan dingin dan menusuk.
.
.
.
Di Sebuah apartemen mewah milik Nate, Lilian tengah menyiapkan makan siang untuk kekasihnya atau bisa di sebut kekasih dari sahabatnya juga. Mereka terasa begitu bahagia karena bisa bersama dengan pujaan hatinya tanpa merasa bersalah seperti sebelumnya.
Benar sekali, di depan Bella dan William mereka berdua terpaksa memasang wajah bahagia agar tidak menimbulkan kecurigaan. Mungkin itu hanya berlaku pada Lilian sebab Nate memang bahagia bersama Bella. Tanpa ia sadari pria itu memang menaruh hati pada Bella. Nate menyukai segala hal tentang Bella. Tingkahnya, wajah manisnya dan juga kecerdasan yang ia miliki.
Sangat berbeda dengan William. Gadis itu terus merasa tersiksa karena berpura-pura menyukai tingkah William yang terlewat dingin. Bahkan dirinya menjerit dalam hati ketika kejantanan William menghujamnya tanpa henti. Baginya ini siksaan, Lilian sangat mencintai Nate, hanya Nate.
Hubungan mereka awalnya baik-baik saja. Sampai dalam sebuah kencan tersembunyi yang mereka berdua lakukan, Morena tidak sengaja memergoki mereka berdua tengah bermesraan di sebuah restouran. Morens yang murka mengancam mereka berdua agar menjauhi William. Namun mereka berdua menolak karena tidak ingin kehilangan kedua sahabatnya, dan mereka berdua menceritakan alasan membohongi William dan Bella karena tidak ingin menyakiti mereka berdua hingga membuat persahabatan mereka rusak.
Inilah alasan Morena memaksa William dan Bella menikah. Awalnya mereka menolak keras perintah dari Morena. Sayangnya kekuasaan Silversky sangat mengerikan. Ancaman akan menghancurkan Lilian dan Nate beserta orang tua Bella membuat gadis itu tunduk. Begitu pula William, dia tidak ingin melihat kekasihnya hancur di tangan ibunya.
*
Ruang jamuan makan Silversky telah berubah menjadi pertunjukan kecil untuk Bella. Sesaat kemudian Julian mengumumkan bahwa akan ada pertunjukan kecil dari menantu muda Silversky.
"Bella akan menari tradisional sambil melukis untuk kita, saya harap anda semua melihat ke arah beranda samping kediaman."
Betapa hebat Julian dalam memilih latar untuk pertunjukan itu. Bella berdiri dengan dua kipas besar yang di ujungnya terdapat Kanvas.
Bella terlihat begitu menakjubkan dengan berdiri di bawah pohon Maple. Rambut pirang kemerahannya kini dibiarkan terurai hingga tertiup angin. Para kerabat keluarga yang hadir seperti Robert Silversky, Ryan, Mikael, Carla Silversky, Kin Silversky berbisik-bisik dalam pertunjukan itu.
"Gadis yang cantik, aku seperti melihat seorang dewi berdiri di sana."
William diam-diam juga mengagumi dalam hati pemandangan di beranda. Bella bagai sebuah lukisan yang indah ketika berdiri di bawah pohon Maple. Dalam hati dia menjerit bangga karena memiliki istri layaknya dewi bunga itu.
Pertunjukan pun dimulai. Bella meliukkan punggung dan pinggulnya sambil membuka kipas besar berwarna putih yang ia bawa. Musik yang terdengar mengalun mengirinya menari. Tangan kananya mengembangkan kipas keatas sedangkan yang satunya menguncupkan kipas dan memutarnya hingga kuas itu menoreh sebuah tulisan.
Awalnya satu goresan. Semakin lama tarian itu semakin cepat temponya. Bella masih menari meliuk-luikkan kipas besar itu dan berputar-putar. Tak lupa tangannya mencelup ujung kipas pada cat untuk menggoreskan lukisan. Sehingga tanpa di sadari oleh penonton tulisan kaligrafi telah jadi. Morena hanya memasang wajah dingin akan pertunjukan itu. William yang juga mengawasi raut wajah Morena turut senang karena berhasil membuat ibunya marah.
"Kau luar biasa istriku' batin William.
TBC