-Interview-

1050 Words
Arsen P.O.V Kini aku mulai tersenyum melihat reaksi para calon pekerja ku ini. Ternyata mereka tidak bisa bersabar, bagaimana jika nanti mereka harus menunggu klient dan ku suruh melakukan pekerjaan yang sulit? Okay sekarang akan aku lihat bagaimana sikap mereka didepanku. "Wan! Mulai wan!" ujarku kepada Irwan. "Baik semua, mari kita mulai Interview nya!" kata Irwan didepan pintu. Dia mulai membagikan nomor-nomor kepada para pelamar kerja dan mulai memanggil mereka sesuai nomor urut. "Satu!" panggil Irwan. Ga lama kemudian seorang laki-laki muda masuk ke dalam ruangan ku. Aku bisa melihat cara berpakaiannya yang kurang rapih dan juga rambutnya sangat panjang sudah seperti perempuan. "Selamat pagi, Pak Gumilar!" sapanya. "Hmmm, pagi. Silahkan duduk!" suruhku. Setelah dia duduk, akupun mulai membawa cv yang dia berikan kepada ku. Aku mulai mencocokan nama di cv yang dia bawa dengan cv yang ada padaku lalu membandingkan keseluruhan. Keningku mengerut ketika melihat ada perbedaan di bagian pendidikan. "Kamu itu lulusan S1 atau SMK sebenarnya? Kenapa disini berbeda?" tanya ku memperlihatkan dua cv miliknya yang berbeda. Ada raut wajah tegang yang sudah ku lihat, sepertinya dia tidak beres. "M-maaf pak. Saya membuat CV ini sewaktu saya masih berkuliah kalau yang ini baru kemarin saya buat." kata nya yang membuatku menghela nafas kasar. "Bukannya sudah diberitahukan kalau harus memakai CV terbaru saat mendaftar lantas kenapa kamu malah pakai yang lama sih? Kamu daftar nya aja kan baru dua hari yang lalu masa iya kamu juga baru lulus dua hari yang lalu kan gak mungkin!" jawabku malas. Aku mulai menanyakan beberapa pertanyaan seputar pekerjaan di kantor ini dan menanyakan kesanggupannya. Begitupun seterusnya aku menanyakan serta melakukan hal yang sama. Ternyata banyak yang melakuakn kesalahan di Interview hari ini. Ada banyak ketidak cocokan CV, lalu foto yang di edit, dan banyak juga pelamar kerja yang perempuan dengan pakaian nya yang sangat ketat dan mengganggu pandangan ku. Akhirnya tibalah saatnya aku memulai interview pada pelamar kerja terakhir. Ternyata dia adalah gadis yang sedari tadi ku perhatikan. Saat aku melihat wajahnya, akupun tercengang. Wajahnya sangat cantik bagi ku. Hidungnya mancung, matanya yang bulat terlihat tajam, bibirnya yang terlihat pas di wajahnya dan jangan lupakan rambut nya yang di ikat terlihat menutupi punggungnya. Dia sangat cantik seperti gadis Bali yang ada disini. "Selamat pagi, pak! Saya Kanaya Gantari." ujarnya memperkenalkan diri. Aku yang masih terkesima dengannya pun akhirnya tersadar lalu menyuruhnya duduk. "Baik kita mulai. Jadi kamu orang Bali ya? Tapi kok agama kamu Islam?" tanyaku bingung karna setauku disini itu kebanyakan beragama Hindu. "Eeuumm maaf pak, itu adalah pembacaan diluar pekerjaan dan saya rasa itu juga privasi bagi diri saya. Maaf saya tidak bisa menjawabnya." kata gadis didepanku ini. Akupun tersenyum tipis mendengar jawaban dari mulutnya. Dia sangat sopan dan mengetahui etika. Inilah yang memang ku cari-cari. Akhirnya interview hari ini selesai. Irwan menghampiri ku sambil tersenyum. "Bro, kalo gw liat nih ya si cewek yang sebelum akhir ini cakep deh. Siapa namanya tadi lupa gw? Divya, nah iya Divya. Gw rasa dia tipe gw banget bro." kata Irwan yang membuatku tersenyum. "Yaudah kalo lo udah dapet target mah langsung gas aja. Gw sih belum ada. Tadi ga ada yang menarik." ujarku. "Ah masa? Gw kira lo suka sama cewek yang tadi itu, soalnya lo ngeliatin dia mulu dari tadi." kata sahabatku yang ku jawab gelengan. "Gw ngeliatin dia karna dia cocok sama pekerjaan yang dia lamar. Dia ngincer kerjaan di bagian accounting sama kayak si yang lo incer itu. Gw rasa mereka sih yang gw lolosin, nanti tolong atur ya surat pemberitahuannya! Sekarang kita meeting dulu sama perusahaan yang supermarket itu. Mereka ngasih penawaran yang menarik sih, gw jadi tertarik." ujarku. Tepat ketika kami berdua akan pergi, seorang gadis menghampiri ku. "Pak Arsen, ini dokumen yang anda minta." kata gadis itu dengan pakaian minim dan senyum yang menggoda. Aku berdecak kesal melihat kelakuannya, padahal aku sudah memberikan peraturan untuk tidak berpakaian ketat serta terbuka seperti ini tapi kenapa ada saja yang melanggarnya. "Bawa itu kepadaku!" pintaku. Gadis itu langsung menghampiriku, dia berjalan dengan berlenggak-lenggok memperlihatkan tubuhnya yang justru membuatku sangat muak. Ayolah dia adalah wanita tapi kenapa sangat murahan seperti ini? "Ini pak, jika ada kesalahan mungkin bisa anda beritahukan yang mana saja." katanya yang ku jawab anggukan. Aku mulai membaca dokumen yang dibawa lalu memperhatikan secara detail apa-apa saja yang menjadi pokok utama di dokumen ini. Memang ada beberapa yang salah tapi itu hanya di bagian yang menurut ku tidak terlalu penting. "Overall, bagus. Tapi tolong untuk yang ini, ini, ini, dan ini. Lebih kamu rapihkan. Lalu yang bagian perhitungan biaya nya tolong kamu cek lagi apa sudah keseluruhan atau belum!" ujarku mengembalikan dokumen yang dia berikan. "Yang mana saja ya pak?" tanya sembari mendekatkan tubuhnya ke arahku, aku tau inilah niatnya untuk menggodaku. Namun tentu saja aku tidak semudah itu. Melihat tingkah nya yang menjijikan, aku langsung mendorongnya lalu memberikan dokumen di tanganku secara kasar. "Sudah saya berikan tanda, keluar kamu dari ruangan saya! Besok jika saya masih melihat kamu dengan pakaian dan sifat yang menjijikan seperti jalang ini jangan harap akan bisa mendapatkan gaji di bulan depan! Cepat pergi!" usir ku yang membuatnya ketakutan lalu segera pergi dari ruanganku. *** "Senang bekerjasama dengan anda, Tuan Arsen. Anda sangat mirip dengan Tuan Sena, dulupun ayah saya bekerjasama dengan beliau dan kini suatu kehormatan bagi saya dapat bekerja sama dengan anda." ujar pemilik supermarket yang sedari tadi meeting dengan ku. Kami sudah mencapai kesepakatan yang menguntungkan dua perusahaan sehingga kami sama-sama untung. "Tentu, saya pun begitu senang dengan kerjasama kita ini. Saya akui kalau ide anda ini sangat brilian. Sekarang pasar kuliner memang sangat berkembang pesat dan itu tentu membuka banyak peluang yang menciptakan keuntungan." ujarku sambil tersenyum. "Ya, anda benar tuan. Awalnya saya memang hanya mau memperluas supermarket tapi kini banyak permintaan dari pelanggan untuk menambahkan beberapa makanan yang bisa dimakan disana. Katanya sih agar mirip dengan Lawson yang terkenal akan makanan cepat saji nya. Supermarket kami didirikan dengan kerjasama Perusahaan Gumilar karna itu ayah menyuruhku bekerjasama kembali dengan anda, tuan." kata pemilik supermarket ini. Setelah obrolan kami yang cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk segera pulang. Matahari kini sudah hampir tenggelam, tepat ketika mobil yang ku kendarai ini melewati satu rumah kecil. Aku melihat seseorang dengan pakaian simple masuk ke dalamnya. Dari belakang, aku merasa mengenali gadis ini. Rambut panjangnya yang terurai mengingatkanku pada seseorang. Apakah dia Kanaya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD