chapter 5

1166 Words
Tak ada percakapan sekali antara ferry ataupun zara , suasana di dalam mobil begitu terasa hening. Hingga akhir nya mereka telah sampai di rumah ferry , Kini ferry melajukkan mobil nya memasuki halaman rumah nya dan berhenti tepat di depan pintu masuk rumah. Ferry mematikan mesin mobil dan kemudian ia turun dari dalam mobil menuju ke arah pintu penumpang. Kemudian membukakan pintu untuk zara. Setelah pintu terbuka , Dengan tangan kirinya ia melepaskan pengunci sabuk pengaman yang belum sempat di tekan oleh zara. Saat wajah ferry begitu dekat dengan wajah zara , Terasa jantung zara yang terpompa hebat dan terlihat zara yang juga menahan nafas nya saat ini. “ bernafaslah raa. “ Kata ferry tepat di hadapan zara dan ia pun juga sudah berhasil melepaskan sabuk pengaman pada diri zara. “ aku bernafas kok , Kakak minggir dulu gih kan aku mau keluar. “ Ucap zara mengalihkan suasana. Dan setelah zara keluar dari dalam mobil , ia mencoba mengambil udara sebanyak-banyak nya karena pasokan udara dalam tubuh nya sudah hampir terasa habis karena perbuatan ferry. Terdengar ferry menutup pintu mobil dan melajukan mobil untuk memasuki garasi. Zara melihat nya sampai mobil farry benar-benar sudah masuk. Dan kemudian setelah ferry tak terlihat , Ia melompat kegirangan lalu memegangi d**a nya yang begitu tak stabil. “ uuuhhh , ferry-ferry. Kok tambah ganteng aja sih kamu. Seneng banget waktu kakak bilang kalau dia calon suami ku. Andai itu nyata. “ -zara.. “ hiiiiih , gemes banget sama ferry aku tuh. “ Kata zara sambil berlompat kecil lalu memasuki rumah. Zara berjalan menuju kamar nya , Ia berjalan dengan penuh kegembiraan yang terpampang jelas dari raut wajah nya. Dan sesekali memutar-mutarkan tas yang di bawanya. “ coba aja kalau kamu bisa bicara , pasti aku sudah kena semprot berkali-kali oleh mu. Karena membanting mu ke udara terus. “ Kata zara dengan tas yang di bawanya. Ferry yang juga audah memasuki rumah merasa bingung dengan apa yang di lakukan zara. “ untuk apa dia berbicara dengan tas nya. Apa dia sudah gila? Tapi , kenapa aku tak tahu berita kegilaan nya. “ Ucap lirih ferry yang masih memperhatikan tingkah zara dari kejauhan. “ apa yang kamu lakukan raa? Memang tas mu bisa menjawab semua ocehan mu? “ Tanya ferry dengan wajah yang sulit di artikan. “ memang nya kenapa sih kak. Dia juga gak keberatan kok dengerin zara ngomel. “ Kata zara sambil mengerutkan alis nya hingga membuat nya terlihat menyatu. Dan zara pun berjalan maju untuk menuju kamar nya , Tapi sebelum ia benar melangkahkan kaki nya. Ferry sudah berhasil memegang tangan zara terlebih dahulu. “ aku ingin tanya sesuatu. “ Ucap ferry yang berubah menjadi tegang. “ i-iya kak , apa? “ Jawab zara terbata karena melihat perubahan pada raut wajah ferry. Tangan ferry seketika menggenggam tangan zara lalu membawa nya untuk duduk diatas sofa ruang keluarga yang dekat dengan tempat mereka berdiri saat ini. “ apa yang kau lakukan tadi dengan nadira? Siapa laki-laki itu? “ Tanya ferry yang masih menggenggam kedua telapak tangan zara hanya dengan satu genggaman nya saja. “ kata nya temen nadira kak , Tadinya aku hanya berencana jalan-jalan aja sama dia. Ehh , ternyata dia malah mengenalkan ku dengan teman nya. Kata nya sih dia juga sekampus sama kami. “ Terang zara yang tak berani memandang ferry. Terlihat ferry yang menyipitkan matanya untuk lebih menatap zara lebih intens. “ kakaaaaak. Bisa gak itu pandangan gak kaya gitu. Aku ngeri tau. “ Ucap zara sambil menutupi wajah ferry agar tak terlihat oleh nya saat ini. “ kenapa harus di tutupi?  kakak kan Cuma tanya aja sama kamu raa , Gak niat mau nakut-nakutin kok. “ Kata ferry sambil mencoba melepaskan tangan zara dari wajahnya. “ abisnya kakak masang wajah seperti itu sih. Terus , Kenapa tadi kakak bilang kalau kakak itu calon suami zara. Hayo , buat apa coba? “ Timpa tanya zara dengan menunjukkan jari telunjuk nya ke arah wajah ferry , Dan terlihat wajah ferry yang seperti kebingungan mencari alasan untuk mengelak. “ emh , ka-kakak Cuma.. Kakak Cuma membantu mu agar tidak salah memilih laki-laki. “ Kata ferry mencari alibi. “ ha..ha..ha… Kakak ada-ada aja tau. Lalu memang nya zara harus dapat laki-laki seperti apa? “ tanya zara dengan mengepalkan tangan nya lalu di buatnya sebagai sandaran untuk dagu nya. Ferry Nampak tertegun saat mendapati pertanyaan zara dengan tatapan yang sulit di artikan. “ kau mau tau? “ Ucap ferry mendekat lalu mendapat anggukkan dari zara , Dan zara pun juga tak berpikir untuk memundurkan kepala nya saat terlihat ferry yang semakin mendekat. “ siapa yang kamu lihat sekarang? “ Tanya ferry yang menbuat zara mengerutkan keningnya. “ yang aku lihat sekarang kan Cuma kakak ku tersayang. “ Jawab zara patas , Tanpa mengerti apa yang sebenarnya di maksud oleh ferry. “ nah pintar kan , Jadi kamu harus mendapatkan laki-laki seperti kakak. Paham kan. “ Kata ferry sambil mengacak-acak pucuk rambut zara , kemudian beranjak dari sofa dan berlalu menuju kamarnya. “ kenapa kamu gak bilang kalau kamu yang memang akan menjadi suami ku nanti nya. Dan kenapa harus orang lain? Haaaaahh…. Berat kalau berurusan sama orang yang gak peka sama sekali. “ Umpat zara yang juga memilih untuk memasuki kamar nya.   | …^*_*^… |   Ferry yang masih enggan untuk beranjak dari kursi kerjanya sekarang seperti lupa akan adanya zara di dalam rumah nya. Beberapa data yang memang sangat penting bagi dirinya saat ini yang bisa memalingkan pikiran nya untuk tidak memikirkan zara, Padahal , Dulu sesibuk apapun dirinya tak pernah sedetik ia tak mengingat zara. Data yang memang sangat membutuhkan konsentrasi yang begitu ketak , jika ia melakukan kesalahan sedikit. Ia akan mengulangi nya dari awal , dan pastinya itu akan membuat nya sangat jenuh. Karena harus mengulang sesuatu yang seharusnya mudah untuknya. Lalu suara ketukan pintu membuyarkan konsentrasinya. Tok..tok…tok… “ masuk.. “ Perintah ferry yang memang sudah sangat mengetahui jika itu adalah zara. “ apa kakak sibuk? “ Tanya zara yang berjalan mendekati nya. “ kakak masih ada pekerjaan yang harus kakak selesaikan raa. Kenapa? “ Kata ferry yang masih menghadap ke layar laptop nya tanpa melihat zara yang sudah berdiri di samping nya. “ bukan apa-apa. Kakak selesain dulu aja. Aku akan menunggu disana. “ Kata zara sambil ,menunjuk Kasur king size milik ferry. “ baiklah raa , Sebentar lagi kakak selesai. “ Ucap ferry tanpa berpaling. Kemudian zara melangkahkan kaki nya menuju yang mirip dengan Kasur para raja yunani. Sebelum menaiki tempat tidur ferry , Zara mengambil satu buku dari rak buku yang berada di sebrang Kasur ferry utnuk di bacanya. “ Kasur segini gede nya , Dia tempati sendirian. “ Gumam batin zara saat sudah menyinggahkan badan nya di atas tempat tidur yang begitu empuk , Tak seperti tempat tidurnya. Walaupun memang mempunyai label merek yang sama. Tapi yang di miliki ferry saat ini adalah produk yang unlimited. Dan hanya orang-orang bangsawan yang dapat membelinya.   | |   Sudah hampir dua jam ferry berkutik dengan laptop nya , dam akhirnya sampailah di puncak pencapaian data yang sudah selelsai dengan sempurna. Ketika ferry menengok ke belakan , Ia tertegun saat melihat zara yang begitu tenang dalam tidurnya. Dengan langkah kaki yang pelan , Ferry berjalan menuju ke arah zara dam kemudian mensejajarkan tinggi nya agar ia dapat melihat wajah zara yang sedang tertidur. Perasaan apa yang hadir dalam hati ferry saat ini , Hingga membuat nya mendekatkan pandangan nya agar lebih bisa leluasa memandang orang yang sangat di cintai nya. “ kau lebih terlihat cantik seperti ini raa, Tenang dan damai. “ Ucap ferry sambil memainkan bulu mata zara yang begitu lentik dan berakhir pada kecupan panjang pada kening zara. “ mimpi indah ya sayang nya kakak. “ Lanjut kata ferry sambil mengusap pelan pipi zara dan beranjak untuk menuju keluar kamar nya. “ dasar ferry , Selalu saja begitu. Membuat ku dengan tiba-tiba tak bisa bernapas. “ Umpat zara yang membenankan wajah nya di balik selimut yang ia kenakan.         Bersambung….
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD