Tubuh Bagus terkulai lemas tepat di atas raga polos istrinya. Napasnya nampak tersengal-sengal setelah melakukan kegiatan yang memabukkan, kegiatan yang menguras tenaga dan keringat, tapi membuatnya melayang ke angkasa lepas. Bagus tersenyum kecil lalu mengecup kening Tiara lembut penuh kasih sayang. "Turun, Mas. Berat tau," pinta Tiara berusaha untuk menahan berat badan suaminya. "Berat? Ko beratnya baru sekarang? Tadi kayaknya kamu gak keberatan sama sekali," canda Bagus seraya mengangkat kepalanya. Wajah Tiara seketika memerah menahan rasa malu, "Ya, itu karena--" Tiara tidak meneruskan ucapannya seraya memalingkan wajahnya ke arah lain. "Karena apa, sayang? Udah ngaku aja, kenapa gak diterusin ngomongnya?" tanya Bagus, tubuhnya mulai berangsur turun dari atas tubuh Tiara. "Nggak,