Tiara dan juga Bagus benar-benar merasa terkejut dengan kedatangan Burhan ke rumah baru mereka. Suaranya yang terdengar menggelar seolah membuat otak ke duanya seketika membeku seakan tidak mampu berfungsi dengan semestinya. Baik Tiara maupun Bagus sama-sama menatap pintu kamar dan berharap Burhan tidak membuka pintu tersebut, beruntung laki-laki paruh baya itu hanya mengetuk pintu seraya memanggil nama Tiara putrinya. "Tiara, apa kamu di dalam?" Burhan mengulangi pertanyaan. "Hah! Eu ... i-iya, Dad. Aku ada di dalam, aku mohon jangan masuk dulu, Dad. Aku tidak berpakaian! Ma-maksud aku, eu ... aku mau ... sudah ... baru akan mandi! Astaga!" jawab Tiara, terbata-bata merasa gugup. Dia bahkan mengucapakan kalimat acak yang sebenarnya memiliki arti yang sama. Beruntung, Burhan paham deng