AkuTidak Tahu Suamiku Sakit

1076 Words
Orang akan berkuasa dan bisa melakukan apapun jika punya uang. Adnan memiliki semuanya, kekuasaan, harta dan jabatan baru di rumah sakit. Itu sebabnya ia melakukan segalanya dengan sesukanya, saat Sean terbaring koma di ranjang rumah sakit ia melakukan hal yang kejam. "Menikahlah denganku, aku akan menyelamatkan Sean. " Mendengar hal itu Hira terdiam seperti patung, bagaimana mungkin ia diceraikan sama pria lain? Saat suami yang ia cintai koma “Jangan lakukan itu,” ucap Hira dengan panik. “Ingat, tadi malam kamu sudah setuju, apa perlu aku memutar videonya,” ancam Adnan lagi. "Itu terlalu kejam Adnan, dia masih belum sadar dan kamu merampas istrinya. " Dengan wajah mengeras Adnan mendekat, "apa kamu ingat? Dia yang datang merebutmu dariku. Tiga tahun yang lalu kita sudah bertunangan, tapi dia membawa kabur dirimu. " "Kita tidak pernah bertunangan di masa lalu Adnan. Kamu memaksa memakai cincin di jariku dan aku tidak menginginkannya. Kamu tukang paksa. " Adnan layak mendapat julukan iblis yang tidak punya perasaan, " Sttt... Kamu hanya milikku, baik dulu maupun sekarang, titik. " Adnan menempelkan satu jemari di bibirnya. Adnan tidak memberi waktu untuk Hira membela diri ataupun berpikir. “Tapi tidak sekarang , setidaknya biarkan aku mengurus suamiku dulu.” “Mantan suami. Aku sudah membayar orang untuk mengurusnya, bersiaplah untuk pernikahan kita.” ‘Pernikahan …? Menikah dengan dia?’ Bola mata Hira membesar menatap Adnan. “Menikah denganmu?” Adnan tersenyum kecut, ia menduga kalau wanita itu akan menyesali ucapanya. Hira tidak ada niat sedikitpun untuk menikah dengan Adnan. Malam itu ia hanya asal bicara karena ia dalam keadaan panik. Hira sangat mencintai Sean suaminya, ia tidak ada niat sedikitpun meninggalkan pria malang itu, walau Sean tidak koma selamanya Hira sudah bertekad akan mengurusnya, bukan menceraikannya seperti yang diinginkan Adnan. “Apa kamu menyesal mengucapkannya?” “Pak Adnan, begini …. Kamu boleh pakai tubuhku kapanpun kamu mau, tapi kita tidak boleh menikah.” “Aku sudah menebaknya. Sama seperti tiga tahun yang lalu. Tiga tahun yang lalu kita sudah bertunangan dan kamu setuju akan menikah. Namun kamu menolak lamaranku dan kamu menikah dengan orang lain. Hira … aku bukan Adnan yang seperti dulu lagi, ingat itu.” Adnan yang sekarang bos besar yang memiliki harta dan aset dimana-mana. Semua berawal dari Seorang bos mafia yang sudah tua meninggal dan seluruh harta dan kekuasaannya di berikan pada Adnan. Ibu sebabnya uang tidak jadi masalah baginya, hal pertama yang ia inginkan dalam hidupnya saat ini , ingin mendapatkan Hira di sisi, rasa amarahnya pada ayah dan abang Hira masih membekas. “Aku tidak ingin menikah denganmu. Aku ingin menggurus suamiku.” “Mantan suami Hira, jangan terlalu sedih, lelaki itu juga akan meninggalkan dunia ini selamanya.” Pak! Satu tamparan mendarat di wajah Adnan ini tamparan kedua yang ia hadiahi pada Adnan, “jaga ucapanmu, Aku, suamiku dan anakku akan bersama lagi.” Adnan menggerakkan pipi yang ditampar Hira, “Aku senang mendengar semangatmu. Jika saatnya sudah tiba dan kamu butuh sandaran untuk menangis. Aku siap menampung.” “Aku tidak akan melakukan itu. Sean akan kembali pulih,” ujar Hira sembari mengusap air matanya. “Aku menunggumu di rumahku. Datanglahlah tepat waktu, karena kamu punya janji denganku. Kamu akan memuaskanku malam ini, kita lakukan beberapa kali lagi sebelum kita menikah,” bisik lelaki itu sembari berjalan meninggalkan Hira. Hira masih berdiri dengan tubuh bergetar antara marah, sedih, tidak berdaya bergabung jadi satu. Setelah menenangkan diri beberapa menit ia kembali ke kamar Sean. Menatap dalam wajah lelaki yang berbaring tidak berdaya di sana, berjalan perlahan dan ia duduk lunglai di samping sang suami. “Sean, sepertinya aku telah melakukan kesalahan besar. Harusnya kita tetap di Jerman tidak usah kembali ke Indonesia.” Hira menenggelamkan wajahnya di samping Sean, ia menceritakan semuanya di samping lelaki yang saat itu sedang koma. Saat sedang curhat di samping Sean, seorang dokter laki-laki datang. “Selamat pagi Bu. Apa ibu wali pasien ini?’ Hira buru-buru mengusap air di pipinya dan berdiri, “iya Dok, saya istrinya.” Hira tidak tahu apa yang terjadi, tetapi suster yang datang bersama dokter terlihat kaget, saat Hira menyebut dirinya istri Sean, suster melihat catatan medis Sean. “Kita perlu bicara mengenai penyakit pasien.” Dahi Nyra berkedut dalam, “luka suami saya memang parah Dok, kita akan melakukan operasi lanjutan.” “Itulah yang kita akan bicarakan, mari ikut keruangan saya.” Hira berjalan mengikuti ke ruangan dokter, tiba di ruangan lelaki itu menyerahkan sebuah gambar CT Scan kepala pada Hira. Dokter cantik itu menatap dengan wajah serius, lalu menatap dokter tua itu dengan wajah bingung. “Apa selama ini Anda tidak tahu kalau suamimu sakit?” Dengan tangan bergetar ia menggeleng, “dia tidak pernah mau mengatakan apa-apa padaku, Dok.” “Mungkin dia tidak ingin istrinya khawatir.” “Itu artinya suami saya sudah tahu kalau dia sakit?” tanya Hira dengan suara bergetar. “Iya, itu sudah pasti. Setelah saya teliti Tumor itu sudah ada sejak lama, mungkin lima tahun yang lalu, hanya saja ia rutin meminum obat untuk mencegah pertumbuhannya.” Mendengar suaminya menderita kanker otak selama ini, Hira merasa seakan pindah ke dunia lain, ia merasa tubuhnya di alam lain di introgasi para malaikat maut di ruangan yang gelap dan penghuninya hanya dirinya . Tubuhnya membeku. Bagaimana mungkin ia tidak tahu lelaki yang menikah dengannya tiga tahun yang lalu ternyata sakit. Bagaimana mungkin ia tidak tahu, padahal dirinya seorang dokter. Hira baru ingat Sean sering mengalami sakit kepala dan ia selalu mengatakan itu karena efek pekerjaan. Saat Hira meminta menambah momongan Sean selalu menolak ia berjalan putra semata wayang mereka sudah cukup untuknya. Sean begitu sayang padanya dan putranya baik pada orang tua Hira. “Bu, Bu. Apa mendengar saya.” Dokter itu menyentuh lengan Hira membantunya keluar dari lamunannya. “Lalu bagaimana sekarang, Dok?” “Tumor itu sudah menyebar keseluruh otak tidak banyak yang bisa kita lakukan. Operasi tidak akan berguna lagi, kecelakaan yang dialami menyebabkan benturan di kepala. Dia tidak bisa diselamatkan lagi.” Bagai disambar petir disiang bolong mendengar pernyataan sang dokter. Hira menangis sesak rasa rasanya kehilangan orang tercinta , baru kemarin sore mereka bercanda bercengkrama bersama. * Ternyata setelah diselidiki dari kamera CCTV dan kamera dalam mobil. Penyakit Sean kambuh saat ia menyetir, lalu minum obat miliknya. Efek obat membuat dirinya mengantuk tetapi memaksakan tetap menyetir di perempatan jalan sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menghantam sisi mobil Sean mobil hitam itu terlempar ke arah depan dan berguling sampai ke jurang. Bersambung.

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD