Sepanjang perjalanan, Emir hanya diam. Hanya deru nafas terdengar, sibuk dengan pikiran masing-masing. Arum menatap Emir, sepertinya laki-laki itu menahan amarah. Arum lalu membuka pintu mobil dan berjalan ke pintu utama. Arum melangkahkan kakinya masuk, dan Arum menunggu Emir. Sedetik kemudian Emir masuk, dan Arum lalu menutup pintu itu kembali. Emir memutar tubuhnya dan ia menatap Arum. "Saya tidak suka kamu bersama Aslan" ucap Emir. Arum mengunci pintu, dan ia lalu menatap Emir. "Bukankah kamu sendiri yang menyuruh saya mendekati Aslan". "Lupakan kata-kata saya kemarin". Arum menarik nafas, "Oke, kita lupakan saja" Arum lalu berjalan melewati Emir dihadapannya. Emir menarik jemari Arum, Arum menghentikan langkahnya, dan ia memutar tubuhnya menatap Emir. "Apa lagi?". Emir melangka