Iyel POV. Akhirnya setelah tiga hari 4 malam bersama Sarah, tiba waktunya aku pulang juga. Malas sebenarnya, tapi tidak mungkin aku di tempat Sarah terus. Dia tentu harus istirahat sekalipun di hari ke tiga kebersamaan kami, dia memutuskan libur kerja hanya untuk menemaniku dan mengurusku tentunya. Andai sudah nikah, tidak perlu aku pulang ya?. Pasti malah kami harus bersama terus, kecuali kerja. Dia aja seperti tidak rela aku pamit pulang setelah kami selesai makan malam. “Yakin, kamu mau pulang?. Memangnya udah beneran enakan?. Masih pusing gak?” tanyanya menjedaku memakai sepatuku. “Udah kok. Kamu mesti istirahat juga. Tidur yang benar ya. Besok kerjakan?” jawabku. Dia mengangguk. Gak usah kaget kalo kami jadi aku kamu gini. Dia sendiri yang protes kalo gak cocok elo gue lagi kalo