Beruntung Bian tiba di saat yang tepat. Tak lama dari kepergian Jasmin, rasa sakit di kepala Dirga muncul kembali. Kali ini dia tak bisa lagi menahannya. Mau tidak mau dia harus menelan setidaknya tiga pil obat yang di berikan oleh dokter beberapa minggu yang lalu untuknya. Sebenarnya, Dirga paling malas berurusan dengan dokter dan obat obatan. Hanya saja, kondisinya saat ini mengharuskannya berurusan dengan dua hal itu. "Aku sudah katakan, Tuan. Kau harus minum obat tepat waktu. Jika kau tidak ingin berurusan dengan hal hal yang berkaitan dengan rumah sakit," cicit Bian setelah Dirga menelan pil obat yang dia berikan. Dirga memukul kepalanya sendiri. Wajahnya mencebik menahan rasa sakit luar biasa yang tengah menimpanya. "Kepala sialan. Kenapa harus sakit seperti ini. Argh..." Merin