"Aku turut berduka cita, Abi," ucap Ayi. Abi masih berdiri di samping jasad umi dengan wajah yang sendu. "Iya, Ay," sahut abi lirih. Hampir suaranya nyaris tak terdengar tercekat di tenggorokkan. Akhirnya air mata abi yang sedari terlihat berkaca-kaca menahan tangis luruh juga membasahi pipinya yang terlihat mengkriput. Begitu juga dengan Ustaz Rahman yang terlihat bersedih karena kehilangan ibu tercinta secepat ini. Ustaz Rahman cepat mengusap air mata ketika Ayi memberi semangat agar tabah dalam melalui cobaan ini. "Yang sabar, Mas. Gusti Allah tidak akan memberikan hamb-Nya cobaan melampaui batas," ujarnya. Sebagai seorang ustaz yang ahli agama ia memang membenarkan ucapan wanita sholeh itu. Tidak seharusnya ia bersikap lemah karena takdir gusti Allah sudah menuliskan di kitab l