Arthur merenung sendiri di kamarnya, saat ini ia sudah kembali asrama. Semalaman ia hanya duduk terdiam dan berpikir. Menimbang masak-masak dengan keputusan yang akan ia ambil. Beberapa waktu lalu saat ia dirawat di Rumah Sakit, komandan datang menjenguknya. Tapi tak hanya itu, atasannya itu menawarkan tugas baru mengingat jika saat itu kondisinya tidak memungkinkan untuk melanjutkan untuk tetap menjadi pengawal Lintang. Tugas baru, keluar dari negara tercinta. Saat itu ia berpikir mengenai niatnya melamar Lintang, oleh karena itu dia meminta waktu untuk berpikir. "Hanya kamu yang sanggup melakukan tugas ini, Kapten! Tidak ada yang sebanding dengan integritas dan kemampuanmu dalam segala hal!" tegas komandannya itu. Arthur menghela nafas berat, mengingat kembali semua kata-kata hina