Lintang kembali ke kediaman Adiwilaga dengan hati hancur. Semangat hidupnya yang sesaat lalu berpendar seolah kembali padam. Harapannya untuk bisa bertemu Arthur punah seketika. Sang pujaan hati sudah terbang jauh keluar dari negara ini. Langkah kakinya lunglai melangkah masuk ke dalam rumah. "Dari mana kamu?" tanya Yasmin dengan wajah merah padam menahan amarah. Namun Lintang sama sekali tak perduli, saat ini jiwanya seolah kosong sama sekali. Jika Yasmin membunuhnya sekalipun, dia rela. "Tolong bunuh saja aku, Ibu! Buat apa aku hidup lagi!" rintih Lintang, air matanya yang baru saja kering kembali mengalir. "Apa yang kamu katakan? Omonganmu sudah melantur, Lintang!" tukas Candra jengkel. Lintang menoleh kepada kedua orang tuanya. "Kalian sudah terlanjur membunuhku, aku sudah mati