When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dokter Adi datang kembali untuk memeriksakan kandungan Ai. Si kembar dan Mbok terlihat panik karena keringat dingin membasahi tubuh Ai. Wanita itu seakan mandi keringat. "Kenapa kondisinya jadi drop begini?" "Kecapean, Dok." "Kecapean? Bukannya sudah saya katakan kalau Ibu Ai gak bisa capek? Ibu lebih baik banyak istirahat dan jangan banyak pikiran." "Ibu Ai ada riwayat keguguran jadi khawatir jika terlalu banyak pikiran akan semakin membuat kandungan menjadi lemah. Jangan egois ya, Bu. Pikirkan juga janin di dalam kandungan, Ibu." "Iya, maaf, Dok. Mulai sekarang akan lebih memperhatikan diri dan kandungan." "Iya, Bu. Bebaskan saja pikirannya ya, jangan terlalu diambil pusing." "Tapi, kondisi janinnya gak pa-pa 'kan, Dok?" tanya Mimi. "Alhamdulillah gak pa-pa. Tapi, sekarang harus