When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Menangis semalaman membuat Aina kesiangan. Memang, semalaman suntuk ia mencurahkan semua yang dirasakan olehnya pada Gusti Allah. Ia merasa gak memiliki tempat untuk berkeluh-kesah dalam mencari sebuah ketenangan, maka ia memilih untuk mencurahkan semuanya pada Gusti Allah. Ai akan mendapatkan ketenangan di dalamnya. Terbukti, sampai pagi ini Mbok merasa heran karena Aina belum keluar kamar. Pintu kamar diketuk, namun tak ada jawaban. Mbok merasa khawatir sebab tidak seperti biasanya pukul lima pagi Aina belum juga keluar dari kamarnya. Biasanya, setelah shalat subuh bumil langsung keluar kamar dan mencari pekerjaan atau duduk santai ngemil sambil memperhatikan Mbok membuat sarapan. Beberapa kali Mbok mengetuk tapi tetap tak ada jawaban, rasa takut menyeruak hingga relung hatinya yang te