Part 22

1173 Words

Kaki Mikail terselip di antara celah pintu sebelum Megan berhasil menutup pintu apartemen. Dengan kekuatan prianya, Megan jelas kalah untuk mendorong mundur pria itu. Hanya butuh sedikit kekuatan yang dikerahkan oleh Mikail untuk membuka pintu dan menerobos masuk ke dalam apartemen. "Kuyakinkan padamu, Megan. Berteriak hanya akan membuat situasi kita berdua semakin sulit," peringat Mikail saat bibir Megan sudah bergerak akan berteriak meminta pertolongan. Mulut Megan kembali terbungkam, tetapi ia tak kehilangan akal. Tangannya yang memegang ujung tas, bergerak menyelinap. Tetapi sebelum berhasil menyentuh ponselnya, dalam satu gerakan gesitnya. Tas tersebut sudah berada dalam kuasa Mikail. "Apa yang kau lakukan, Mikail?" Megan menggunakan kedua tangannya menggapai tasnya yang dirampas o

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD