Di dalam kamar mandi, Zulfa membiarkan air matanya jatuh membasahi pipinya. Ia sendiri tidak mengerti dengan perasaannya saat ini. Rasa kesalnya entah karena apa. Andai bisa, rasanya ia ingin memukuli Zul dengan sesuka hati, untuk melampiaskan rasa kesalnya. Zulfa menatap wajahnya di cermin, lalu dicuci muka dan ditarik napasnya, baru ia ke luar dari kamar mandi.Tapi tubuhnya mematung di depan pintu kamar mandi, saat melihat Zul tidak sendirian di dalam kamar, ada Maura yang berdiri di dekat ranjang. Maura tengah mengupas apel yang Zulfa yakin untuk Zul. "Zulfa," Maura menatap Zulfa, bibirnya tersenyum untuk Zulfa. "Bu Maura," gumam Zulfa nyaris tidak terdengar. Air mata yang sudah mampu dibendungnya, tiba-tiba terasa mendesak kembali ingin ke luar. Zulfa menggigit bibirnya, mencoba